Tutup
Ekonomi

Juli, Nilai Ekspor Sulteng USD504 Juta

386
×

Juli, Nilai Ekspor Sulteng USD504 Juta

Sebarkan artikel ini
Aktivitas peti kemas di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, belum lama ini. Ekspor Sulteng kembali didominasi besi dan baja. - TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin

PALU, Kabar Selebes – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mencatat nilai ekspor Sulawesi Tengah selama Juli 2019 senilai US$ 504,15 juta atau naik US$ 72,96 juta (16,92 persen) dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai sebesar ini merupakan ekspor langsung melalui Sulawesi Tengah senilai US$ 495,62 juta dan provinsi lain senilai US$ 8,53 juta.

“Selama Januari-Juli 2019, total nilai ekspor Sulawesi Tengah tercatat US$ 3.177,37 juta atau meningkat US$ 510,26 juta (19,13 persen) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar US$ 2.667,11 juta. Jika dirinci, ekspor melalui Sulawesi Tengah senilai US$ 3.116,74 juta dan provinsi lain senilai US$ 60,63 juta,” kata Gamal Abdul Nasser, Kabid Statistik dan Distribusi BPS Sulawesi Tengah, Senin, 2 September 2019.

Advertising

Menurut Gamal, selama Juli 2019, ekspor Sulawesi Tengah (melalui Sulawesi Tengah dan Provinsi lain) didominasi oleh dua kelompok komoditas utama, yaitu kelompok komoditas besi dan baja senilai US$ 352,10 juta atau 69,84 persen dari total ekspor dan bahan bakar mineral senilai US$ 127,18 juta (25,23 persen). Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil masing-masing di bawah 2,50 persen.

“Selama Januari-Juli 2019, kelompok besi dan baja mendominasi pangsa ekspor senilai US$ 2.241,94 juta atau 70,56 persen dari total ekspor dan bahan bakar mineral senilai US$ 736,35 juta (23,17 persen). Sementara itu, kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya terhadap total ekspor masing-masing di bawah 4,00 persen,” kata Gamal.

Kanjut Gamal, sementara negara tujuan utama ekspor bergeser dari Tiongkok ke India selama Juli 2019 dengan total nilai mencapai US$ 118,20 juta atau 23,45 persen dari total nilai ekspor Sulawesi Tengah. Selanjutnya diikuti Tiongkok senilai US$ 109,85 juta (21,79 persen), Jepang senilai US$ 98,63 juta (19,56 persen), dan Malaysia senilai US$ 57,03 juta (11,31 persen). Sementara itu, nilai ekspor ke negara tujuan lainnya masing-masing di bawah 10,00 persen.
Selama Januari-Juli 2019, ekspor terbesar Sulawesi Tengah (melalui Sulawesi Tengah dan Provinsi lain) ditujukan ke Tiongkok senilai US$ 789,14 juta, diikuti ke Korea Selatan senilai US$ 561,02 juta, Taiwan senilai US$ 504,63 juta, Jepang senilai US$ 400,81 juta, dan Malaysia senilai US$ 231,74 juta. Berdasarkan kontribusinya, ekspor ke lima negara tujuan tersebut meliputi Tiongkok 24,84 persen, Korea Selatan 17,66 persen, Taiwan 15,88 persen, Jepang 12,61 persen, dan Malaysia 7,29 persen.
Selama Juli 2019, keseluruhan transaksi ekspor melalui Sulawesi Tengah senilai US$ 495,62 juta, difasilitasi oleh Pelabuhan Kolonodale senilai US$ 358,27 juta dan Luwuk senilai US$ 137,35 juta. Sedangkan ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya tercatat US$ 8,53 juta masing-masing melalui Tanjung Perak (Jawa Timur) senilai US$ 6,04 juta, Tanjung Priok (DKI Jakarta) senilai US$ 1,93 juta, Makassar (Sulawesi Selatan) senilai US$ 0,30 juta, dan Tanjung Emas (Jawa Tengah) senilai US$ 0,26 juta.
Hal ini berarti pelabuhan muat ekspor di Sulawesi Tengah berperan sebesar 98,31 persen. Selama Januari-Juli 2019, Pelabuhan Kolonodale mendominasi layanan ekspor senilai US$ 2.262,99 juta atau 71,22 persen dari total nilai ekspor, disusul Luwuk senilai US$ 843,49 juta atau 26,55 persen, dan Pantoloan senilai US$ 10,26 juta atau 0,32 persen. Sementara itu, ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya tercatat US$ 60,63 juta atau sebesar 1,91 persen. (*/patar)

Silakan komentar Anda Disini….