Tutup
Ekonomi

Nasib Pilu Petani Garam di Palu Pascabencana

929
×

Nasib Pilu Petani Garam di Palu Pascabencana

Sebarkan artikel ini

PALU,kabar selebes- Sepuluh bulan pascabencana di Sulawesi Tengah, yang terjadi pada 28 September 2018 lalu, hingga kini masih menyisakan kepiluan bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai sepanjang teluk palu, khususnya petani garam.


Saat ini, para petani garam yang berada sekitaran pantai Talise, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, sudah mulai memperbaiki tambak mereka yang sebelumnya rusak, namun kini sudah bisa kembali memproduksi garam, setelah di hantam tsunami beberapa waktu lalu.

Advertising

Salah satunya adalah Solihin, petani garam yang mengalami kerusakan tambak garam miliknya dan sempat terhenti pekerjaannya, akibat tsunami yang menghantam sepanjang pesisir pantai Talise. Setelah dihantam tsunami tambak garam milik solihin menjadi rusak dan sempat tidak memproduksi garam lagi.

Semangat Solihin untuk bangkit begitu besar. Hanya satu pekan pasca peristiwa terjadi, Solihin sudah mulai memperbaiki tambaknya yang rusak, dan langsung membersihkan puing- puing sampah yang berserahkan dalam tambak miliknya.

Menurut Solihin, ia bersama sejumlah petani garam lainnya mendapat bantuan peralatan yang rusak dari pihak swasta. “Saya mendapatkan bantuan alkon atau penyedot air, artco, dan pacul,” ujar Solihin Kamis 18 Juli 2019.
Ia juga menambahkan, dengan adanya bantuan yang diberikan tersebut, lebih memudahkan pekerjaan mereka, khususnya petani garam yang ada disekitaran pantai Talise.

Solihin menuturkan, harga garam sempat mengalami penurunan sebelum bencana dasyat terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, yaitu perkarung dijual hanya dengan harga Rp 70 Ribu. Bahkan bisa mencapai harga terendah hingga Rp 20 Ribu perkarung. Tetapi setelah bencana melanda, harga garam justru menjadi naik.
Solihin memiliki empat tambak garam. Saat panen, bisa menghasilkan 200 Kilogram atau sekitar empat karung. Untuk satu karungnya, bisa dijual kembali dengan harga perkarung Rp 100 Ribu kepada pengepul, sehingga mereka tetap bisa menyambung hidup.

Hingga saat ini, Pemerintah Kota palu belum memberikan bantuan kepada petani garam baik peralatan maupun perbaikan tambak garam para petani yang masih rusak. Mereka pun berharap perhatian dari Pemerintah. (IFAL)

Silakan komentar Anda Disini….