Tutup
Ekonomi

Dolar ‘Mengamuk’, Dirut BEI: Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat

236
×

Dolar ‘Mengamuk’, Dirut BEI: Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Rupiah semakin lunglai menghadapi ‘amukan’ dolar AS. Bahkan hingga Rabu siang, rupiah ditransaksikan pada posisi diatas Rp 15 ribu. Kondisi ini tidak selamanya negatif.

Advertising

Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi pada Workshop Wartawan usai meresmikan Kantor Perwakilan BEI Sulawesi Tengah, Rabu 5/9)) di Kota Palu.

Inarno mengatakan dibalik pelemahan rupiah justru ada peluang (opportunity). Disitulah emiten dituntut lebih jeli dalam menjalankan bisnis di tengah ‘gonjang-ganjing’ nilai tukar.

Inarno mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi kondisi perekonomian di Brazil, Turki, Chile dan terakhir di India.

“Kita berharap kondisi ini tidak berlangsung lama,” kata Inarno.

Ditanya soal peluang dibalik pelemahan rupiah, kata Inarno, disitulah emiten harus jeli karena dibalik itu ada peluang (opportunity). “Tidak selamanya berefek negatif,” ujarnya.

Inanro menilai, kondisi anjloknya rupiah hari ini berbeda dengan era 1998 dan 2008. Saat ini cadang devisa kita masih cukup kuat, pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 3,2 persen. Itu artinya kondisi ekonomi kita masih begitu kuat. Fundamental ekonomi kita cukup kuat dibandingkan saat krisis dulu.

Dari kondisi di atas, justru kita berharap semakin mencintai rupiah, mencintai produk dalam negeri sebagai bentuk nasionalisme.

“Kemarin Asian Games, Indonesia di urutan empat. Itu luar biasa. Ternyata kita bisa. Nah, begitupula dengan kondisi rupiah kita. Kalo kita berbondong-bondong beli dolar, yah pasti rupiah anjlok. Semakin kita berpersepsi negatif terhadap rupiah, yah nilainya akan semakin turun,” kata Inarno.

Dia juga menilai langkah pemerintah membatasi 900 komoditi bahan baku impor sebagai langkah yang cukup baik dalam menekan keluarnya dolar ke luar negeri.

Direktur Utama PT MNC Sekuritas Susy Meilina mengajak masyarakat untuk ikut menabung lewat membeli saham di pasar modal.

“Memang untuk mendapatkan manfaat lewat pasar modal butuh waktu panjang. Dia sifatnya long term. Jadi kalau kita terburu-buru mau mendapat keuntungan, tidajmk akan maksimal,” kata Susy Meilina.

Susy juga mengajak agar memahami dan berinvestasi di pasar modal saat ini tidak harus dengan uang besar. Cukup Rp100 ribu sudah bisa beli saham.

Susy juga mencontohkan, di Jepang itu anak taman kanak-kanak saja sudah berinvestasi melalui saham. Uang jajan mereka itu dipakai membeli saham. Ini bentuk edukasi yang baik.

Sementara itu Direktur Utama PT Kresna Sekuritas Octanianus Budiyanto memberikan edukasi secara mudah brrinvestasi di pasar modal. Sayangnya, jumlah investor di Pasar Modal masih sangat kecil. Dari 250 juta pendudujmk Indonesia, baru 1,2 juta yang masuk di Pasar Modal. Padahal potensi kita begitu besar untuk ikut di Pasar Modal.

“Meski demikian kita memang harus betuk-betul faham bila ingin berinvestasi di pasar modal. Apalagi kalangan pemula, agar berhati-hati. Karena yang dihadapi bisa saja investor belasan tahun. Anda bisa merugi bila tidak berhati-hati karena disitu pasar bebas,” ujar Octavianus.

Emiten PT Philip Sekuritas Indonesia sudah lebih dulu hadir dan mengisi Galeri Investasi di Kampus Universitas Tadulako banyak dilirik kalangan mahasiswa.

Direktur Utama PT Philip Sekuritas Indonesia Thessalonica Winarto juga mengajak nasyarakat untuk bergabung di pasar modal.

Per Juli 201i, jumlah investor Pasar Modal di Sulawesi Tengah berjumlah 1, 348 Single Investor Identification (SID) dan sebagian besar berada di Kota Palu sejumlah 730 SID. (ptr)

Direktur Utama PT BEI Inarno Djayadi. (Foto Patar)

Silakan komentar Anda Disini….