PALU, Kabar Selebes – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provins Sulawesi Tengah, Miyono mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan II Tahun 2018 memgalami perlambatan.
“Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2018 hanya sebesar 6,03 persen (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 6,47 persen (yoy) dan dari triwulan yang sama tahun 2017 sebesar 6,61 persen ,” kata Miyono saat press conference diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional periode agustus 2018, di Swissbell Hotel, Selasa, 28 Agustus 2018.
Menurut Miyono perlambatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja disektor lapangan usaha industri pengolahan serta sektor pertambangan dan penggalian.
Meski demikian, pertumbuhan sebagian besar lapangan usaha lainnya mengalami peningkatan terutama sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang merupakan share terbesar pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah.
Selain itu, tambah Miyono, sektor-sektor terkait dengan konsumsi seperti sektor perdagangan eceran, transportasi, serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi selama periode laporan.
“Dinamika perekonomian tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Sulteng tetap dapat tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.
Sedangkan pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tengah pada triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja.
“Realisasi pendapatan daerah Sulteng mencapai kurang lebih Rp.1.953,89 miliar atau 51,04 persen dari pagu anggaran 2018 kurang lebih Rp.3.827,98 miliar,” bebernya.
Sedangkan total realisasi belanja daerah mencapai Rp.1.232,99 miliar atau 35,96 persen. Dari total anggaran yang tersedia sebesar Rp.3.428,62 miliar.
Sementara itu, progres pembangunan fisik hingga triwulan laporan baru mencapai 40,72 persen. Sehingga kedepan sambung Miyono, perlu lebih ditingkatkan.
Miyono menguraikan secara keseluruhan kondisi stabilitas keuangan daerah baik di sektor korporasi, rumah tangga maupun perbankan masih terjaga dengan baik.
Meski demikian, salah satu korporasi utama disektor industri pengolahan migas menunjukan penurunan kinerja yang disebabkan faktor maintenance.
Sementara itu, kinerja sektor pertanian dan perdagangan meningkat pada triwulan laporan. “Hal ini dapat memberikan dampak pada ketahanan rumah tangga karena kedua sektor tersebut merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja tinggi,” tukasnya.
Pada triwulan III 2018 mendatang BI optimis perekonomian Sulawesi Tengah berada pada kisaran 6,6 persen hingga 7,0 persen (yoy) sedangkan pertumbuhan triwulan IV diperkirakan lebih tinggi pada kisaran 8,8 persen hingga 9,2 persen (yoy).
“Dengan demikian, secara tahunan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah diperkirakan akan berada di kisaran 6,9 persen hingga 7,3 persen (yoy),” tandasnya. (Sarifah Latowa)
Jumpa pers Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulteng. (Foto : Sarifah Latowa)