Jakarta, Kabar Selebes — Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.890 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (11/9) sore. Mata uang garuda melemah 0,24 persen jika dibandingkan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.855 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.979 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.871 per dolar AS.
Sore ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak variatif terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan dengan dolar Singapura menguat 0,31 persen, dolar Taiwan menguat 0,07 persen, peso Filipina menguat 0,05 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,24 persen.
Sementara itu, yen Jepang melemah 0,06 persen, won Korea Selatan turun 0,17 persen, rupee India melemah 0,10 persen, yuan China melemah 0,01 persen, dan baht Thailand turun 0,01 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju kompak menguat di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris naik 0,05 persen, dolar Australia bertambah 0,54 persen, dolar Kanada menguat 0,17 persen, dan franc Swiss naik 0,17 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan hingga sore ini pasar masih merespons negatif rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September mendatang.
Pengumuman tersebut membuat pasar terkejut, sehingga investor asing melarikan dana keluar hingga Rp350 triliun di pasar keuangan.
“Kebijakan ini sangat bertentangan dengan semangat reformasi ekonomi yang saat ini sedang di dengung-dengungkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia sehingga membuat strategi bauran kacau balau,” ujarnya dalam riset tertulis, Jumat (11/9).
Menurutnya, pasar masih menanti Anis mencabut rencana PSBB total, sebaliknya memperpanjang masa PSBB transisi. Penundaan PSBB total ini diyakini bisa memperkuat kembali nilai tukar rupiah.
“Pernyataan ini yang sampai saat ini masih ditunggu pasar. Pertanyaannya apakah berani Anies akan menunda atau mengubah kebijakannya,” tuturnya.
Di samping itu, ia juga menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu memberikan pernyataan atas sikap Anies tersebut. Pasalnya, dalam pengumuman kemarin, Anies mengaku mengacu pada pernyataan Jokowi yang fokus terhadap kesehatan masyarakat, setelah baru pertumbuhan ekonomi. (fma)
Sumber : CNNIndonesia.com