JAKARTA, KabarSelebes.com – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker yang dibangun oleh Poso Energy akhirnya sepakat untuk menjual listriknya ke PLN. Nilai investasi PLTA Poso adalah Rp11,20 miliar dan harga jual listrik US$8,4 cent per kWh.
Poso Energi bukan satu-satunya perusahaan yang menjual listriknya ke PLN. Ada 9 perusahaan energi baru terbarukan sudah menandatangani penjualan listrik atau power purchase agreement/PPA dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Sembilan pembangkit tersebut akan menghasilkan daya listrik sebesar 640,65 megawatt dan total nilai investasi Rp9,3 triliun.
Sejumlah perusahaan tersebut antara lain PT Prima Ariya Energy yang akan membangun Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM) Cibanteng di Jawa Barat dengan kapasitas 4,3 megawatt (MW) dengan nilai investasi Rp71,4 miliar dan harga jual listrik kepada PLN US$6,51 cent per kWh.
Masih di provinsi yang sama dan harga jual listrik yang sama, PT Zhong Myn Hydro Indonesia akan membangun PLTM Cikaso 3 di Jawa Barat, dengan kapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp182,2 miliar.
Kemudian dua perusahaan akan membangun PLTM di Jawa Tengah dengan harga jual listrik USS$6,52 cent per kWh yaitu PT Maji Biru Pusaka akan membangun PLTM Tanjungtirta dengan kapasitas 8 MW dan nilai investasi Rp201 miliar dan Koperasi Koperca akan membangun PLTM Kincang 1 dengan kapasitas 0,35 MW dengan nilai investasi Rp9,14 miliar.
Di Sumatra, ada dua pembangkit yaitu PT Semarak Kita Bersama PLTM Bakal Semarak di Sumatra Utara berkapasitas 5 MW dengan nilai investasi Rp125,6 miliar dengan nilai jual listrik US$7,89 per kWh.
Sedangkan PT Supreme Energy RD akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap berkapasitas 86 MW dengan nilai investasi Rp8,2 triliun dengan harga jual listrik 11,76 cent per kWh.
Di Sulawesi, PT Bone Bolango Energy akan membangun PLTM Bone Bolango di Gorontalo berkapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp416,4 miliar dan harga jualUS$10,52 cent per kWh. PT Poso Energy akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker di Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp11,20 miliar dan harga jual listrik US$8,4 cent per kWh.
Di Nusa Tenggara Barat PT Sumber Daya Investasi akan membangun PLTM Koko Babak di Lombok dengan kapasitas 2,3 MW dengan nilai investasi Rp86,7 miliar dan harga jual listrik 10,40 MW.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, ini merupakan komitmen dalam membangun energi terbarukan, di mana target pemerintah mencapai 23% pada tahun 2020.
“Semua pembangkit ini akan masuk dalam tahap konstruksi. Ada beberapa pembangkit yang sudah lama tidak dilanjutkan, seperi PLTA Poso yang sudah bertahun-tahun,” katanya di sela-sela penandatanganan, Kamis (16/11/2017).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservas Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, hal itu membuktikan bahwa porsi pengembangan energi baru terbarukan dalam pembangunan megaproyek 35.000 MW terus bertambah, meski dengan harga jual listrik yang kompetitif.
“Pemerintah sangat terbuka dengan pihak swasta dalam mengembangkan energi terbarukan,” katanya.
Rida mengatakan, sinergitas dengan pihak swasta merupakan upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan megaproyek 35.000 MW di mana porsi IPP sebesar 25.000 MW. Hal ini juga untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan menjadi 23 persen.(BISNIS)