PALU, Kabar Selebes – Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat, Herik Kurniawan, mengajak seluruh jurnalis untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), demi mengembalikan kejayaan dunia penyiaran di Indonesia.
Hal itu disampaikan Herik saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) IJTI Sulawesi Tengah ke-V yang digelar di Hotel Aston Palu, Sabtu (17/5/2025).
“Jurnalisme tidak pernah hilang meski kita telah memasuki era digital dan AI. Namun, ada ketimpangan dalam regulasi. Televisi dibebani regulasi dan kode etik yang ketat, sedangkan media sosial bebas tanpa aturan yang jelas,” ujar Herik.
Ia juga menyoroti tidak adilnya pembagian anggaran iklan dari pemerintah yang cenderung lebih besar dialokasikan ke platform media sosial dibanding media arus utama (mainstream).
“Ini bukan bentuk intervensi, tapi bagian dari komitmen negara untuk menjaga keberlangsungan media, karena media mainstream menggunakan frekuensi publik yang harus dilindungi,” tegasnya.
Herik berharap, momentum revisi Undang-Undang Penyiaran dapat menjadi jalan keluar untuk menciptakan regulasi yang adil dan menguntungkan semua pihak dalam jangka panjang.
Musda IJTI Sulawesi Tengah ke-V secara resmi dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Tengah, Rohani Mastura, yang hadir mewakili Gubernur Sulteng.
Dalam sambutannya, Rohani menyampaikan bahwa jurnalis memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi yang akurat, kredibel, dan menyejukkan publik, terlebih di era banjir informasi saat ini.
“Di tengah derasnya arus informasi digital, tantangan jurnalis semakin kompleks, terutama maraknya informasi hoaks. Ini menuntut jurnalis lebih berhati-hati dan menjunjung tinggi profesionalisme,” kata Rohani.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi antar jurnalis untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap media dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan benar-benar untuk kepentingan masyarakat.
Sementara itu, Ketua IJTI Sulteng, Hendra, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi jurnalisme televisi di daerah. Menurutnya, jumlah kontributor televisi di kabupaten/kota di Sulteng semakin menurun drastis.
“Saya katakan, jurnalis televisi di Sulteng nyaris punah. Dulu, sekitar tahun 2009 hingga 2017, masih banyak kontributor TV nasional seperti Indosiar dan TV One di daerah,” ungkap Hendra.
Untuk membangkitkan kembali ekosistem jurnalisme televisi, IJTI Sulteng menggagas program Road to Show Campus, yaitu pelatihan dan pendampingan jurnalis televisi di berbagai kampus dan daerah.
“Kami ingin setiap daerah di Sulawesi Tengah kembali memiliki kontributor TV. Ini semangat kami untuk mengembalikan kejayaan jurnalistik televisi daerah,” pungkasnya.