BANGKEP, Kabar Selebes – Dengan latar belakang yang penuh perjuangan, Anwar Hafid mengisahkan perjalanannya dari masa kecil yang sulit hingga menjadi pemimpin yang sukses.
Lahir dari keluarga yang miskin, Anwar Hafid dan enam saudaranya dibesarkan oleh orang tua yang bekerja sebagai guru di Alkhairaat.
Kedua orang tuanya, H. Abdul Hafid dan Hj. Misrah, meskipun hidup pas-pasan, sangat peduli akan pentingnya pendidikan. Mereka bertekad untuk menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi.
Masa kecil Anwar Hafid penuh dengan tantangan. Kedua orang tuanya bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, terutama saat krisis pangan melanda pada tahun 1970-an.
Makanan sederhana seperti kapurung dan sinole menjadi bagian dari keseharian mereka. Namun, dengan disiplin dan ketekunan, Anwar Hafid berhasil menyelesaikan pendidikannya, mulai dari SD hingga perguruan tinggi di Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Makassar, Sulawesi Selatan.
Karier Anwar Hafid dimulai dari bawah, sebagai Kepala Desa Bastem selama 7 tahun, kemudian menjadi Sekretaris Camat (Sekcam) dan Camat selama 7 tahun di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Pada tahun 2007, ia mencoba peruntungannya di Kabupaten Morowali, daerah kelahirannya.
Anwar Hafid berhasil memenangkan pemilihan kepala daerah dan dilantik sebagai Bupati Morowali periode 2007-2012. Ia terpilih kembali untuk periode kedua pada 2012-2018, mengalahkan para pesaing politik yang bermodal besar.
Di bawah kepemimpinannya, Morowali berkembang pesat, dengan masuknya investasi besar dan penciptaan lapangan kerja yang luas, termasuk di PT. Bintang Delapan atau IMIP, yang mengelola industri tambang nikel terbesar di Indonesia.
Setelah dua periode memimpin Morowali, Anwar Hafid melanjutkan kiprahnya di dunia politik sebagai Ketua Partai Demokrat Sulawesi Tengah dan anggota DPR RI untuk periode 2019-2024 dan 2024-2029.
Kini, Anwar Hafid mencalonkan diri sebagai gubernur Sulawesi Tengah pada pemilihan 2024. Dalam orasinya, ia sering mengisahkan masa kecilnya yang penuh keterbatasan, menekankan bahwa siapa pun, termasuk orang miskin, bisa menjadi pemimpin.
“Bukan hanya orang kaya yang bisa jadi Gubernur Sulteng, tapi kita orang miskin pun bisa jadi Gubernur. Olehnya, tolak politik uang, jika kita orang miskin mau jadi Gubernur. Ambil uangnya, jangan pilih orangnya bila ada yang datang bawa amplop,” tegas Anwar Hafid di hadapan belasan ribu masyarakat.
Bersama dr. Reny A. Lamadjido, putri mendiang Abdul Aziz Lamadjido, Gubernur Sulteng ke-7, Anwar Hafid maju sebagai calon gubernur dengan dukungan partai Demokrat, PBB, dan PKS. Pasangan ini mengusung tagline “BERANI” (Bersama Anwar – Reni), dengan fokus pada program “Nambaso” (Anak Miskin Bisa Sekolah). Mereka terus melakukan sosialisasi dan deklarasi di berbagai daerah, termasuk Palu, Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Poso, Tojo Unauna, Banggai, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut.
Anwar Hafid berharap perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan dapat menginspirasi masyarakat Sulawesi Tengah untuk mendukung visinya dalam memajukan daerah tersebut.