“Saya sendiri bersyukur, Alhamdulillah sehingga banyak orang yang berkunjung ke rumah, yang tadinya gak kenal, sekarang bisa tau. Ya, Alhamdulillah aja, semua mungkin rejeki,” akunya.
Kamilin menuturkan sejak tiga hari sebelumnya, rumahnya memang ramai didatangi warga untuk melihat pohon tersebut. Ada yang mendokumentasikan, foto bersama juga berswafoto dengan pohon kurmanya.
“Kalau buah yang ini sejak tiga hari lalu. Kemarin itu satu hari penuh yang datang, ada dari ASN, bu camat, anggota dewan Sigi,” kata Kamilin.
Bahkan menurutnya, bukan hanya warga Sigi, tapi dari luar Kabupaten Sigi pun ada yang datang berkunjung untuk berwisata di bawah pohon kurma miliknya. Ia menyebut ada yang datang dari wilayah Palu Barat, Kota Palu. Tak hanya sekedar datang melihat ada juga yang meminta buah kurma muda itu untuk dibawa pulang.
Kamilin menyebut, pohon kurma itu memang sengaja di tanam. Ia menanamnya pada 2006 silam dengan menggunakan polybac dari biji buah kurma yang dikonsumsi. Setelah tumbuh, tiga tahun kemudian ia memindahkan tempatnya di tanah, yaitu pada tahun 2009 lalu.
Setelah 11 tahun tumbuh, tak disangka pohon itu berbuah. “Awalnya tidak saya rawat artinya cuma saya tanam begitu aja. Karena disini daerah gersang, daerah kering, gak ada air maka gak mikir kalau mau berbuah. Agustus 2020 muncul buahnya sampai menguning,” cerita Kamilin.