PALU, Kabar Selebes – Kreativitas dan keberanian berekspresi siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Palu patut diacungkan jempol. Pasalnya, keikutsertaan anak didik H. Muh. Syamsu Nursi, S.Pd.I, MM dalam lomba perfilman di tahun 2022 dalam kegiatan Kompetisi Film Pendek Islami (KFPI) Tingkat Provinsi Sulteng tersebut, langsung meraih predikat lima besar.
Mulai dari film berjudul “Bersyukur” menempatkan siswa yang terletak di Jalan MH. Tamrin No. 41 Kelurahan Besusu Tengah Kota Palu itu, merebut terbaik 3. Kemudian berturut-turut film berjudul “Ini Cara Dakwahku” dan “Kebaikan yang Tulus” sebagai juara empat dan lima. Sementara terbaik satu dan dua di miliki oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Datokaroma Palu dan MAN 1 Parigi.
Ketua Panitia KFPI Sulteng, H. Sofyan Arsyad dalam press releasenya yang dikirimkan ke KabarSelebes.id, Sabtu 11 Juni 2022 pukul 10:25 Wita mengatakan, iven KFPI merupakan agenda tahunan Ditjen Bimas Islam yang rutin dilaksanakan oleh Bidang Bimas Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama di seluruh Indonesia. “Ini sebagai bentuk upaya peningkatan mutu kualitas dan kreativitas anak sekolah terutama dalam bidang perfilman Islam,” terang Sofyan.
Proses penjurian kompetisi film Islam bertemakan ‘Ku Syiarkan Islam dengan Caraku’ tersebut dilakukan berjenjang sambung Sofyan, diawali penilaian mandiri (terpisah) oleh anggota dewan juri dan dilanjutkan rapat pleno penetapan enam film terbaik. “Kecuali juara 1, penetapan 5 pemenang berikutnya terbilang berjalan cukup alot. Namun setelah 3 jam berdiskusi, para juri memutuskan Juara 2 film berjudul “Gagal Paham” (MAN 1 Parigi), Juara 3 “Bersyukur” (MAN 2 Palu), Juara 4 “Ini Cara Dakwahku” (MAN 2 Palu), Juara 5 “Kebaikan yang Tulus” (MAN 2 Palu), dan Juara 6 “Beribadah dengan ilmu (Sholat)” diraih Zaid (alumni MA Alkhairaat Palu 2022). Para juara memperoleh hadiah total bonus Rp 26 juta. Bonus tertinggi diperoleh juara 1 Rp 6 juta dan terendah diterima juara 6 sebesar Rp 3 juta,” sambung salah seorang pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sulteng itu panjang lebar.
Disamping itu cerita Sofyan, dewan juri yang dipimpin Agustan T. Syam, menetapkan film berjudul “Dakwah in Silence” sebagai terbaik 1. Film pendek yang diperankan 3 mahasiswi ini menyisihkan 12 film lainnya. “Selain tropy, sertifikat dan bonus uang tunai enam juta rupiah, mereka berhak mewakili Sulawesi Tengah ke iven KFPI tingkat nasional bersama film peringkat dua dan tiga,” sambungnya lagi
Sementara itu, Arjuna Saputra, Produser dan Director film Dakwah in Silence mengaku tidak menduga karya filmnya bakal tampil sebagai juara. Kata dia, Film berdurasi 7.59 detik tersebut bercerita tentang pengalaman “hijrah” tiga orang sahabat. “ Mereka selalu kompak dan sepakat dalam berbagai hal, kecuali dalam pemahaman dan pengamalan agama. Ara yang lebih dahulu hijrah berupaya mengajak sahabatnya Putri dan Rani mengikuti jejaknya. Meski sulit, namun Ara tak menyerah. Hingga kedua sahabatnya ikut berhijrah berkat metode dakwah bil khikmah wal mau’izah hasanah (nasihat, pengajaran, dan keteladanan) yang diterapkan Ara,” cerita sang Arjuna.
Rupanya kesuksesan Kanwil Kemenag Sulteng menyelenggarakan komfetisi film Islam tahun 2022, mendapat beragam komentar disampaikan para juri usai melakukan penilaian. Yardin Hasan misalnya, secara umum konten film pendek yang dinilai memberikan muatan pesan moral terkait modernisasi beragama yang kuat. “Itu berarti masyarakat secara umum memahami dan menerima substansi modernisasi beragama,” ungkap jurnalis yang juga Ketua AJI Palu ini.
Pandangan serupa dikemukakan juri yang di datangkan dari Jakarta, Abdullah Imam. Budayawan yang akrab disapa Abdullah Wong ini mengapresiasi antusiasme dan keberanian berekspresi anak muda Sulteng dalam kontestasi KFPI. “Karya-karya film mereka luar biasa. Ide cerita dan gagasan yang disampaikan sebagai upaya menyampaikan pesan Islam moderat dengan gaya milenial, patut diapresiasi karena cukup menginspirasi,” nilainya bangga.
Namun Wong mengamati, masih terlihat beberapa kelemahan dari sisi teknis, seperti alur cerita maupun sinematografi. Hal elementer ini menurutnya bisa teratasi jika sebelumnya diadakan workshop atau coaching clinik perfilman. “Ini yang harus lagi dipelajari sehingga kekurangan-kekurangan ini bisa teratasi pada iven-iven berikutnya,” pesannya.
Dia pun berharap kreativitas dan gairah berkarya yang telah tumbuh bagus itu, jangan sampai berakhir usai gelaran KFPI. Karena itu Wong mengusulkan agar pihak Kanwil dapat mengadakan arisan film atau tadarusan film yang dilaksanakan secara berkala. “Ini bisa menjadi wadah saling sharing pengetahuan dan teknik perfilman diantara para sufii (suka film Islami),” harap Wong.
Sebagaimana diketahui, KFPI Tingkat Prov. Sulteng 2022 berlangsung dua hari di ruang Multi Media MAN 2 Palu. Dibuka oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Tengah, H. Ulyas Taha Kamis (9/6) dan ditutup Jum’at (10/6) oleh Kabid Bimas Islam Kemenag Sulteng H. Junaidin. (hcb)
Laporan : Hasan Cl. Bunyu