PALU, Kabar Selebes – Bursa Efek Indonesia (BEI) Cabang Sulawesi Tengah mengajak sejumlah jurnalis untuk mengenali produk yang diproduksi perusahaan-perusahaan “terbuka (Tbk)” yang sudah melantai di bursa saha atau emiten BEI. Eventnya berupa lomba berbelanja di swalayan, Carrefour Palu.
Kepala BEI Perwakilan Sulawesi Tengah, Dendy Faizal Amin mengatakan, lomba ini adalah salah satu metode BEI Perwakilan Sulawesi Tengah memperkenalkan kepada jurnalis di Palu tentang perusahaan yang telah melantai di pasar modal.
“Ini adalah acara seru-seruan, sekaligus bertujuan agar kita bisa lebih mengetahui produk-produk mana saja yang berasal dari perusahaan yang Tbk,” kata Dendy, akhir pekan lalu.
Setiap peserta dibekali modal berupa voucher belanja Carrefour senilai Rp200 ribu. Bebas berbelanja apa saja dan habiskan nilai voucher tersebut. Syaratnya mudah yakni beli produk dari perusahaan yang sudah melantai di pasar modal. Siapa yang terbanyak, dinyatakan sebagai pemenang.
“Jika produk yang dibelanja lebih dari satu, maka akan dihitung satu produk. Waktunya hanya 20 menit,” kata menyampaikan aturan main sebelum lomba dimulai.
Kantor BEI Perwakilan Sulawesi Tengah berada di Jalan Jenderal Sudirman, hanya beberapa meter dari Transmart Carrefour. Maka, ketika lomba dimulai, para peserta pun segera berburu produk dan berlomba menjadi yang tercepat. Beberapa pengunjung dan karyawan yang tidak mengetahui bahwa ini adalah lomba belanja, tampak keheranan melihat tingkah peserta. Betapa tidak, sekelompok orang langsung menyambar keranjang dan mendatangi hampir semua etalase hingga ke lantai tiga.
Peserta agak lama di depan etalase karena harus membaca label pada kemasan produk untuk memastikan bahwa apa yang dibelanja berasal dari perusahaan yang Tbk alias terbuka. Salah satu cara mudah untuk mengetahui adalah pada label kemasan produk tertulis Tbk dibelakang nama perusahaan. Adapun peserta kali ini adalah jurnalis di Kota Palu.
Tasman Banto, peserta lomba mengaku bingung mencari produk dari perusahaan berlabel Tbk. Hanya beberapa yang dia ketahui seperti produk makanan dan rokok. “Saya kesulitan membaca nama perusahaan di label produk. Tulisannya terlalu kecil,” kata Tasman Banto, jurnalis senior di Palu yang juga investor di pasar modal.
Benar saja, setelah juri menghitung, Tasman Banto kalah oleh peserta perempuan. Selain belanjanya lebih banyak juga lebih cepat dan sangat hemat. “Urusan belanja di supermaket wajar kalau saya kalah. Sulit saya baca label,” katanya lantas terbahak. (*/patar)