PALU, Kabar Selebes – Hampir 13 bulan pascabencana di Kota Palu, Sigi dan Donggala, Bank Mandiri bersama Universitas Tadulako (Untad) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Problematika Bisnis Perbankan Pasca Bencana Alam Pasigala” di Gedung Media Center Untad, Kamis, (17/10/2019).
Dalam kegiatan ini, Bank Mandiri menghadirkan narasumber dari berbagai pihak di antaranya, Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Amiruddin, Hosea dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Palu, Nasrum dosen Fakutas Hukum Untad dan moderator Mohammad Iqbal, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Palu.
Acara itu juga dihadiri ratusan peserta dari berbagai pihak, masing-masing, perwakilan dari Pemprov Sulteng, Pemkot Palu, Badan Pertanahan Nasional, Kepolisian, Perhimpunan Perwakilan dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah, Perwakilan Dosen dan Mahasiswa Fakultas Hukum Untad serta media lokal maupun nasional.
Ada empat aspek yang dibahas dalam diskusi tersebut di antaranya, pemulihan kondisi perekonomian Sulteng pascabencana alam melalui kebijakan perlakuan khusus terhadap kredit atau pembiayaan, aspek hak tanggungan pasca bencana alam, harapan dan fakta aspiratif masyarakat pasca gempa terkait dan kewajiban sektor perbankan dan problematika hukum dan penyelesaian kredit bermasalah dan agunannya dalam prespektif hukum perbankan dan agunannya dalam prespektif hokum perbankan dan agrarian.
Dalam kesempatan itu, Noviandhika Sukanto, Regional Transaction dan Consumer Head Region X Sulawesi dan Maluku, mengatakan, FGD ini, diharapkan menjadi salah satu wadah untuk membahas penyelesaian berbagai problematika bisnis pascabencana alam yang dihadapi perbankan dan masyarakat, sehingga perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah khususnya daerah PASIGALA pascabencana 28 September 2018 dapat lebih cepat bangkit di tahun-tahun yang akan datang.
Menurut dia, Bank Mandiri telah mencanangkan visi “ Indonesia’s best ASEAN’s prominent”. Positioning yang ingin dibangun melalui tema ini adalah Bank Mandiri dapat menjadi inspirasi dan dapat diandalkan sehingga pada akhirnya mendapat kepercayaan dari masyarakat dan menjadi kebanggaan negeri.
“Untuk mencapai positioning itu, diperlukan pendekatan komunikasi yang tepat serta dukungan yang baik dari seluruh stakeholders. Atas hal tersebut, kami memandang perlu untuk melakukan sinergi dengan Universitas Tadulako, media, serta beberapa lembaga yang dapat menjembatani penyampaian pesan Bank Mandiri kepada masyarakat dan seluruh stakeholders,” paparnya.
Ditempat yang sama, Bambang Indriatmoko, Area Head Bank Mandiri Palu, Sulawesi Tengah, menyampaikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT Bank Mandiri Area Palu, Sulawesi tengah masih berjalan dengan baik.
Secara nasional, kata dia, target penyaluran KUR Bank Mandiri sebesar Rp. 25 Trilyun, di Sulawesi Tengah telah menyalurkan KUR Rp. 881 Milyar sampai dengan bulan September 2019 dengan sebanyak 1.769 debitur.
“Untuk mempermudah masyarakat mengakses fasilitas KUR, Bank Mandiri berupaya berkolaborasi dengan berbagai pihak antara lain Dinas Koperasi Kabupaten/Kota/Provinsi. Tentang PT Bank Mandiri (Persero), Tbk,”ujarnya.
Bank Mandiri merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan layanan finansial kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Commercial, SME, Micro, Consumer Banking serta Treasury.
Bank Mandiri pada saat ini, bersinergi dengan beberapa perusahaan anak untuk mendukung bisnis utamanya yaitu: Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Mandiri (perbankan syariah), Bank Mandiri Taspen/Mantap (Kredit UMKM), AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Mandiri InHealth (asuransi kesehatan), Mandiri AXA General Insurance (asuransi umum), Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan), Mandiri Utama Finance (jasa pembiayaan), Mandiri International Remittance (remitansi), Mandiri Europe (treasury & financial institution) dan Mandiri Capital Indonesia (Pembiayaan modal ventura).
Hingga September 2019, jaringan Bank Mandiri telah tersebar di seluruh Indonesia yang meliputi 4.607 jaringan kantor, meliputi 2.632 cabang dan 1.975 jaringan mikro.
Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 17.391 unit ATM yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, dan sebanyak 235.671 Electronic Data Capture (EDC) serta jaringan e-banking yang meliputi Mandiri Online, SMS Banking dan Call Center 14.000. (Sarifah Latowa)