PALU, Kabar Selebes – Bakal calon Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid mengatakan siap diposisikan sebagai calon gubernur atau wakil gubernur dari Partai Gerindra. Anwar Hafid pun siap mengikuti aturan yang ditetapkan Partai Gerindra.
“Saya mana-mana saja yang penting niat untuk membangun daerah dan rakyat Sulawesi Tengah bisa saya lakukan,” kata Anwar Hafid menjawab pertanyaan salah satu kader Partai Gerindra Sulawesi Tengah sebelum mengakhiri pemaparan visi dan misi sebagai bakal calon Gubernur, Senin sore, 14 Oktober 2019.
Pemaparan visi dan misi berlangsung di aula Sekretariat DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah, Jalan Elang 77 Kota Palu.
“Lahir bathin saya siap ikuti aturan dari Gerindra,” kata Anwar lagi.
Sebelumnya, dalam paparan visi dan misinya, Anwar Hafid menegaskan lima langkah dan gerak cepat yang harus dipersiapkannya bila terpilih sebagai gubernur ke depan. Kelima hal itu mencakup penanganan cepat pascabencana empat wilayah, kepastian hunian tetap bagi korban, memaksimalkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, gratis pendidikan hingga jenjang SMA, gratis kesehatan serta pendidikan vokasi.
Dari pengalamannya dua kali menjabat dua periode sebagai Bupati Morowali, Anwar Hafid menegaskan hal terpenting untuk diperhatikan adalah sektor kesehatan dan pendidikan.
“Ketika menjabat pertama kali bupati Morowali, APBD Morowali hanya sebeaar Rp600 miliar,” katanya.
Padahal, di awal kepemimpinannya Anwar menerapkan sistem pendidikan gratis dan kesehatan gratis. Dia selalu ditanya, uangnya dari mana? Tetapi dengan tekad, Anwar berhasil melakukannya.
“Saya bangun rumah sakit besar dan membayar tunjangan dokter tertinggi di Sulawesi Tengah. Awalnya tidak ada yang mau tapi dengan tunjangan besar dokter spesialis sudah puluhan orang,” katanya lagi.
Katanya lagi, jangan sampai ada rakyat Sulteng yang tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan karena tidak mampu.
“Khusus kelas III rumah sakit di Morowali itu gratis. Mau mampu dan tidak mampu kalau berobat dan dirawat di kelas IIi semua gratis. Biaysnya diambil dari jaminan kesehatan daerah,” katanya.
Anwar juga mengakui selama menjabat bupati, menolak mengintegrasikan jaminan kesehatan daerah dengan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Beberapa kali saya diminta Pak Gubernur untuk menandatangani kerjasama dengan BPJS Kesehatan tapi saya tolak. Karena cukup dengan Rp9 miliar saya bisa menggratiskan pelayanan kesehatan bagi rakyat Morowali. Tapi bila terintegrasi dengan BPJS maka harus membayar hingga Rp40 miliar. Dipakai atai tidak tetap harus dibayar,” kenangnya.
Di sektor pendidikan, kata Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah itu mengembangkan pendidikan vokasi dengan mendirikan Politeknik bersama Kementerian Perindustrian. “Alhamdulillah lulusannya sudah terserap di perusahaan besar seperti IMIP. Kita kalah di kualitas dan etos kerja,” kata Anwar Hafid.
Dia mengatakan, saat perusahaan membuka 2.000 lowongan kerja hanya 80 orang saja yang mendaftar. Hal ini pun sudah dilaporkan ke Pemerintah Propinsi.
Anwar Hafid adalah kabal calon ketiga yang memenuhi undangan Badan Seleksi Bakal Calon Gubernur/Wakil Gubernur DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah untuk memaparkan visi dan misi.
Terakhir, Senin malam adalah bakal calon Nurmawati Dewi Bantilan diundang untuk memaparkan visi dan misi.
Sebelumnya ada bakal calon gubernur Hidayat Lamakarate dan Rusdy Mastura menyampaikan visi dan misi pada Sabtu malam dan Ahad malam lalu. (Patar)