PALU, Kabar Selebes – Jika Sulteng ingin menjadi destinasi dunia, Critical Success Factor-nya adalah aksesibilitas. Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu harus dijadikan Bandara International. Bandara Palu itu sangat mungkin, lantaran sudah memiliki panjang 2.510m x 45m, PCN 45.
Hal itu ditegaskan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya saat Calender of Event Sulawesi Tengah di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata di Jakarta, Selasa, 17 Juli lalu.
Menurut Arief Yahya, bisa jadi bandara internasional, asal PCN di atas 55. Tinggal ditambahkan 10 lagi.
“2/3 wisman yang datang ke Indonesia itu direct flight. Dengan adanya bandara Internasional, akan memudahkan akses ke berbagai destinasi. Salah satunya Taman Nasional Togean. Taman ini dinilai oleh Kemenpar sebagai destinasi under water terbaik di Indonesia, mengalahkan Raja Ampat dan Labuan Bajo. Untuk menjadi destinasi kelas dunia, Atraksinya harus kelas dunia, akomodasi kelas dunia dan Aksesnya juga kelas dunia,” pungkas Menpar.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, konektivitas juga menjadi perhatian dalam Rakor Pariwisata Regional Sulawesi. Dan telah disepakati oleh 6 provinsi, jika Sulawesi nantinya dibuat menyambung dan saling terkoneksi.
Ditambahkannya, Provinsi se-Sulawesi sepakat mengembangkan sistem transportasi darat. Caranya melalui percepatan pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi serta pelabuhan. Termasuk, sarana dan sistem transportasi yang menghubungkan titik-titik destinasi pariwisata di Sulawesi.
“Unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) menjadi fokus utama dalam meningkatkan pariwisata Sulteng. Yahun 2018 ini, Sulteng menargetkan 3,825 juta kunjungan wisatawan,” kata Longki Djanggola.
Menurutnya, tahun 2017 jumlah kunjungan wisman ke Sulteng sebanyak 57.461 wisman, sedangkan wisnus sebanyak 3.019.448 wisnus. (***/ptr)
Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu. (Foto: infobaruku.net)