Tutup
Sulawesi Tengah

Moh. Maskur: Oligarki Buruk Antony Salim, Bikin Resah Warga Poboya dan Sekitarnya

36
×

Moh. Maskur: Oligarki Buruk Antony Salim, Bikin Resah Warga Poboya dan Sekitarnya

Sebarkan artikel ini
Muh. Maskur M

PALU, Kabar Selebes – PT Citra Palu Mineral (CPM), yang sebelumnya beroperasi dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat di bawah manajemen Bakrie Group, kini menghadapi berbagai tantangan sejak diambil alih oleh Antony Salim dan perusahaan kontraktor asal Australia, Macmahon, pada tahun 2023.

Di masa kepemimpinan Bakrie Group, PT CPM berhasil menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar. Pendekatan humanis yang diterapkan membuat perusahaan ini menjadi bagian integral dari perekonomian lokal tanpa menimbulkan gejolak sosial yang berarti.

Namun, perubahan manajemen membawa dampak signifikan. Kebijakan baru yang lebih berorientasi pada keuntungan dituding mengabaikan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat setempat. Kontraktor lokal digantikan oleh Macmahon, sementara tenaga kerja lokal semakin terpinggirkan.

Muh Masykur, mantan Direktur Perhimpunan Bantuan Hukum Rakyat (PBHR), mengungkapkan bahwa sejak masuknya Salim dan Macmahon, kebijakan perusahaan berubah drastis.

“Dulu, di bawah Bakrie Group, PT CPM memberi ruang bagi masyarakat lokal dan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Kini, semuanya berubah. Masyarakat tidak lagi dipandang penting,” katanya.

Dampak dari perubahan ini dirasakan langsung oleh masyarakat Poboya dan sekitarnya. Pemutusan hubungan kerja massal terjadi, menyebabkan ribuan pekerja lokal kehilangan mata pencaharian. Selain itu, kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang semakin meluas tanpa ada kompensasi yang layak bagi yang terdampak.

Kebijakan yang diterapkan oleh manajemen baru dinilai semakin berfokus pada keuntungan tanpa memperhatikan kesejahteraan sosial.

“Macmahon dan Antony Salim hanya melihat peluang keuntungan besar tanpa peduli dampak sosial dan lingkungan. Ini adalah wajah dari oligarki yang merugikan rakyat,” tegas Muh Masykur.

Seiring dengan meningkatnya protes dari masyarakat lokal, PT CPM tetap teguh pada kebijakan eksploitatifnya. Jika tidak ada perubahan segera, konflik ini berpotensi semakin membesar dan berdampak buruk tidak hanya bagi PT CPM, tetapi juga bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar yang telah terjalin selama ini.

Oligarki Salim kini dihadapkan pada kenyataan bahwa tanpa pendekatan yang adil dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat lokal, PT CPM berisiko kehilangan dukungan yang telah mereka bangun bertahun-tahun.(**)

Silakan komentar Anda Disini….