PALU, Kabar Selebes – Tepat enam tahun lalu, pada 28 September 2018, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 melanda Kota Palu dan beberapa wilayah di Sulawesi Tengah. Gempa tersebut disusul oleh tsunami dan likuefaksi yang menghancurkan ribuan rumah serta menelan banyak korban jiwa.
Mengenang tragedi ini, calon gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 1, Ahmad HM Ali, mengajak seluruh pihak untuk menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran penting dalam menghadapi bencana alam yang sulit diprediksi. Ahmad Ali berharap pengalaman pahit yang dialami pada 2018 dapat menjadi motivasi bagi semua pihak, termasuk pemerintah daerah, dalam merumuskan kebijakan mitigasi bencana yang lebih baik.
“Pengalaman bencana 2018 harus jadi pelajaran bagi kita semua, terutama bagi pemerintah daerah agar lebih serius menyiapkan kebijakan yang memperhatikan aspek kebencanaan. Insyaallah masyarakat Sulawesi Tengah akan semakin kuat menghadapi tantangan di masa depan,” ujar Ahmad Ali.
Ahmad Ali menegaskan komitmennya untuk mengedepankan kesiapsiagaan bencana jika terpilih sebagai gubernur Sulawesi Tengah pada pemilihan 27 November mendatang. Ia ingin menjadikan pengalaman para penyintas bencana sebagai panduan dalam menyusun kebijakan yang adaptif dan proaktif dalam menghadapi ancaman bencana alam.
“Saya tidak ingin masyarakat Sulawesi Tengah kembali menjadi korban tragedi serupa. Karena bencana tidak bisa diprediksi, kita harus lebih siap dan adaptif,” tegas Ahmad Ali, yang dikenal dengan tagline kampanyenya BERAMAL (Bersama Ahmad Ali-Abdul Karim).
Dalam peringatan ini, Ahmad Ali menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk mengungkit kesedihan masa lalu, melainkan untuk memastikan bahwa kesalahan yang terjadi tidak terulang. Dia mengajak seluruh pihak untuk lebih bijak dalam mengambil langkah-langkah mitigasi bencana yang tepat dan terukur.
Sebagai politisi yang dikenal responsif, Ahmad Ali telah menunjukkan kepeduliannya sejak bencana 2018 terjadi. Saat itu, ia yang duduk sebagai anggota Komisi VII DPR RI, bersama kader Partai Nasdem, terjun langsung ke lapangan, mendatangi kamp-kamp pengungsian, dan menyalurkan berbagai bantuan untuk para korban.
Tragedi Palu dan Sulawesi Tengah pada 2018 akan selalu diingat sebagai peristiwa memilukan, namun juga sebagai momentum kebangkitan untuk membangun ketangguhan di masa depan.
