PALU, Kabar Selebes – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 429 kejadian gempa telah terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah sejak Januari hingga Maret 2024, yang dipicu oleh aktivitas sesar.
Nurhayati Pimpilemba, pejabat yang membidangi data dan informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Palu, menjelaskan bahwa Sulawesi Tengah adalah salah satu daerah dengan tingkat kegempaan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, guncangan gempa dapat terjadi ratusan kali dalam waktu singkat.
Menurut analisis BMKG, di Sulawesi Tengah terdapat banyak sesar yang menjadi sumber gempa, termasuk sesar Palu Koro yang terkenal. Sesar ini telah memicu gempa berkekuatan magnitudo 7,4 pada tahun 2018 yang mengakibatkan tsunami dan likuefaksi di beberapa wilayah, termasuk Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Sigi.
Nurhayati juga menambahkan bahwa masih ada sesar yang belum terpetakan, sehingga kemungkinan dapat memicu gempa tidak dapat diabaikan.
Dari 429 gempa yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, tujuh di antaranya dirasakan oleh penduduk. Kekuatan gempa dominan umumnya berada di bawah magnitudo 5 dan memiliki kedalaman dangkal.
Sulawesi Tengah memiliki potensi gempa karena dilalui oleh berbagai sesar, baik kecil maupun besar, menjadikannya salah satu daerah dengan tingkat kerawanan bencana alam yang cukup tinggi.
Untuk mengantisipasi dampak bencana gempa, BMKG rutin melakukan edukasi kepada masyarakat setiap tahun. Mitigasi menjadi langkah penting, di mana mengenali potensi bahaya, meningkatkan kesiapsiagaan, dan mengetahui tempat evakuasi menjadi hal yang ditekankan.
Selain itu, BMKG juga menjalankan berbagai program sosialisasi, seperti dialog interaktif tentang kebencanaan dengan Radio Republik Indonesia (RRI), serta program sekolah lapangan gempa bumi dan tsunami kepada masyarakat.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana dan meminimalisir kerugian serta korban jiwa apabila terjadi situasi darurat.(ant)