PALU, Kabar Selebes – Sektor pariwisata suatu daerah bersama pelaku usaha industri kecil merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan bahkan sebagai penopang pariwisata. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan yang terukur dan berkesinambungan. Agar derap pembangunan di daerah dapat memberi dampak langsung terhadap masyarakat di sekitar spot wisata.
Hal itu diungkapkan oleh Mulyono, S. E., Ak., MM selaku Asisten Administrasi Umum dan Organisasi yang mewakili gubernur pada acara pembukaan pelatihan pelaku industri kecil yang digawangi oleh Dinas Pariwisata Sulteng, Selasa (7/8) di Hotel The Sya Jalan Sisingamangaraja.
Mulyono menambahkan, usaha kecil juga memiliki peran yang vital dalam mengerek angka pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Selain itu juga berperan dalam menurunkan jumlah pengangguran. Negara maju seperti Jepang, kata dia, menaruh perhatian yang serius kepada industri kecilnya. Disana industri berskala besar diwajibkan menggandeng industri kecil dalam memenuhi komoditas tertentu, maka tak heran jika 70 persen angkatan kerja negara Jepang terkonsentrasi di industri kecil.
“Usaha industri kecil dan pariwisata pasti selalu berjalan bersama. Ketika saya mengunjungi banyak tempat wisata, disetiap objek itu pasti ada yang menjual oleh-oleh atau souvenir. Di Bali misalnya semua daerah wisatanya ada industri kecil. Dan saya ketika memberi oleh-oleh Bawang Goreng kepada kolega saya juga memiliki tujuan, agar Palu Sulawesi Tengah terkenal, meski saya lahir di Jawa tetapi KTP saya sudah disini. Saya yakin itu semua memberi dampak ekonomi. Apalagi banyak iven yang berlangsung di daerah kita, belum Oktober nanti akan ada lomba sepeda TdCC,” ungkapnya.
Untuk itu ia mengapresiasi gelaran tersebut. Mulyono pun berharap agar pelatihan yang diikuti oleh 30 pelaku usaha industri kecil itu dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru dalam memajukan pariwisata juga merintis wirausaha baru serta berbagai tantangan yang akan selalu berkembang, sesuai dengan zamannya. Sehingga apa yang dilakukan pemerintah dapat berjalan dengan baik sesuai visi dan misi provinsi Sulawesi Tengah. Yang bermuara pada berkurangnya pengangguran dan kemiskinan. Maju, mandiri dan berdaya saing khususnya pada sektor pariwisata.
Peserta dijadwalkan menerima materi kewirausahaan dari Suwarno yang merupakan perintis usaha Bawang Goreng dengan merk dagang “Mbok Sri” yang sudah cukup terkenal di dalam maupun di luar daerah. Kemudian juga dari akademisi Universitas Tadulako.
Menurut Andi Sri Ilmiyani selaku ketua panitia, mengungkapkan kendala yang sering dihadapi para pelaku usaha kecil adalah masalah permodalan. Ini merupakan masalah klasik. Tetapi kenyataannya masih kerap terjadi.
Untuk itu, materi mengenai permodalan dalam usaha mikro menjadi hal wajib didorong dan diusahakan bersama. Hal lainnya adalah mengenai manajemen industri kecil, karena industri kecil menjadi sebuah keniscayaan akan menghadapi tantangan, dan dituntut harus bertahan di waktu sulit dan selalu berinovasi di waktu profit.
Sri melanjutkan, sektor pariwisata, disamping membutuhkan permodalan juga harus didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Dan yang terpenting adalah dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Seperti komoditi bawang, yang diolah secara kreatif dan cerdas sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.(hms/ptr)
Workshop Pelaku Industri Kecil di Hotel The Sya Palu, Selasa.(Foto: Patar)