POSO, Kabar Selebes – Diki Riski Kholid, seorang mantan narapidana kasus terorisme (eks napiter Poso), menyatakan dukungan penuh terhadap Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya 2025. Ia berkomitmen untuk turut serta mencegah penyebaran paham radikal di kampung halamannya di Kecamatan Lage, Kabupaten Poso.
Saat ditemui pada Minggu (15/6/2025), Diki mengaku telah belajar banyak dari pengalamannya di masa lalu. Ia menegaskan tidak akan mau lagi terlibat dalam tindakan terorisme dan intoleran.
“Saya menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan saat itu merupakan tindakan yang salah dan melawan hukum, sehingga hanya merugikan diri sendiri dan keluarga. Saya tidak ingin mengulanginya,” ujar Diki.
Kini Jualan Es Doger dan Bantu Usaha Keluarga
Setelah bebas pada April 2023, Diki kembali ke rumah orang tuanya di Desa Labuan dan memulai hidup baru. Kini, ia disibukkan dengan aktivitas wirausaha dengan berjualan es doger di sekitar desanya.
Selain itu, ia juga aktif membantu usaha kuliner ibunya yang menjual ayam geprek, ayam lalapan, dan bakso, serta mengelola kebun milik keluarga di sela-sela waktu senggangnya.
“Untuk saat ini saya akan fokus membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” tambahnya.
Dukung Penuh Ops Madago Raya Berkat Program Deradikalisasi
Atas perubahan hidupnya, Diki mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, termasuk kepolisian.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Kepolisian, khususnya Satgas Madago Raya, dan akan mendukung kebijakan pemerintah dalam membangun serta menjaga situasi Kamtibmas di Kabupaten Poso, terutama dalam pencegahan paham radikal,” tegasnya.
Perubahan positif Diki juga tidak lepas dari perannya sebagai alumni program “Pro-Posoku” (Pendekatan Psikososial untuk Poso yang Lebih Kuat). Program ini merupakan pendampingan bagi keluarga eks napiter yang diselenggarakan oleh Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) bersama The Habibi Center (THC) dan didukung oleh Sasakawa Peace Foundation (SPF).
Kisah Diki Riski menjadi salah satu bukti bahwa dengan pendekatan yang tepat dan kemauan untuk berubah, proses deradikalisasi dan reintegrasi ke masyarakat dapat berjalan dengan baik. (abd/rif)