Tutup
Ekonomi

BI Dorong Wakaf Produktif Digital untuk Bangun Madrasah Alkhairaat di Sulteng

10
×

BI Dorong Wakaf Produktif Digital untuk Bangun Madrasah Alkhairaat di Sulteng

Sebarkan artikel ini
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah, Rony Hartawan dan Ketua Umum PB Alkhairaat HS. Mohsen Alaydrus.(Foto: Tangkapan Layar)

PALU, Kabar Selebes – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah, Rony Hartawan, mengungkapkan komitmen pihaknya dalam mendorong penguatan ekonomi syariah melalui skema wakaf produktif berbasis digital. Hal ini disampaikannya saat pembukaan Festival Raudhah dalam rangka Haul ke-57 Guru Tua di Komplek Alkhairaat, Kota Palu, Rabu (9/4/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Rony menjelaskan bahwa Bank Indonesia tengah berkolaborasi dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Alkhairaat untuk membangun sistem pembiayaan produktif melalui platform digital wakaf. Salah satu inisiatif unggulan yang saat ini tengah dikembangkan adalah pemanfaatan aplikasi “Satu Wakaf”.

“Kami bekerja sama dan berkolaborasi dengan Badan Wakaf Indonesia dan Alkhairaat untuk membangun pembiayaan produktif melalui wakaf. Sekarang wakaf sudah canggih, menggunakan aplikasi ‘Satu Wakaf’. Semua orang bisa ikut wakaf lewat aplikasi itu. Bahkan dengan seribu rupiah pun bisa berwakaf,” kata Rony.

Menurutnya, digitalisasi sistem wakaf ini membuka akses yang lebih luas dan inklusif bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan sektor pendidikan dan ekonomi syariah. Salah satu proyek awal yang akan didanai melalui program wakaf digital ini adalah pembangunan Madrasah Alkhairaat.

“Konteks kali ini kita akan membangun Madrasah Alkhairaat. Semoga dengan kolaborasi dan sinergi bersama, pembangunan madrasah ini bisa dilakukan dengan cepat demi kemajuan bersama,” ungkapnya.

Rony menambahkan, aplikasi “Satu Wakaf” yang dikembangkan oleh BWI saat ini sudah tersedia melalui situs resmi maupun di Google Play Store, meski belum tersedia di Apple Store. Aplikasi ini memungkinkan penghimpunan wakaf dalam skala kecil sekalipun, yang kemudian disatukan untuk mendanai proyek-proyek produktif.

“Dengan sistem ini, wakaf tidak lagi bersifat pasif. Dana yang terkumpul akan dikelola untuk proyek-proyek produktif, seperti pendidikan dan infrastruktur sosial lainnya. Ini adalah pembiayaan syariah yang sangat potensial dan lebih fleksibel dibanding zakat,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya menjadikan wakaf sebagai salah satu sumber pembiayaan utama dalam ekonomi syariah. Menurutnya, wakaf dapat menjadi jalan untuk membangun ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

“Kita ingin ekonomi syariah tidak eksklusif, tapi inklusif. Dan salah satu cara membangun inklusivitas itu adalah melalui wakaf produktif dan digitalisasi. Ini cara kita membiasakan masyarakat untuk berwakaf secara mudah, transparan, dan berdampak,” tegas Rony.

Festival Raudhah menurut Rony juga menjadi momen yang tepat untuk menyosialisasikan program ini ke masyarakat, khususnya di kawasan Indonesia Timur.

“Ini momen yang luar biasa. Dengan dukungan tokoh-tokoh besar di Alkhairaat, kita ingin komunikasi dan kolaborasi ini berjalan lebih cepat dan menjangkau lebih luas. Semoga ini bisa jadi percontohan untuk wilayah lainnya di Indonesia Timur,” tambahnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, dalam kegiatan tersebut seorang donatur ibu-ibu menyerahkan wakaf tanah, yang akan menjadi lokasi pembangunan madrasah. Sementara dana pembangunan diharapkan berasal dari wakaf masyarakat melalui aplikasi.

“Gayung bersambut, tadi sudah ada wakaf tanah yang diberikan. Tinggal kita bangun madrasahnya dengan dana wakaf digital. Ini langkah nyata membangun ekonomi syariah berbasis pesantren,” katanya.

Rony juga menyampaikan bahwa keesokan harinya akan digelar seminar ekonomi syariah yang akan mempertemukan berbagai pelaku ekonomi pesantren dari seluruh Indonesia. Salah satu agendanya adalah penguatan jaringan Hebitren—Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren—yang juga melibatkan Alkhairaat sebagai mitra utama.

“Besok kita akan panggil beberapa peserta yang sudah sukses menjalankan ekonomi berbasis pesantren. Ini adalah bagian dari langkah besar mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang berakar dari kekuatan lokal namun berorientasi global,” pungkas Rony.

Festival Raudhah yang digelar oleh keluarga besar Alkhairaat ini menjadi ruang kolaborasi antara dunia pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan teknologi. Tahun ini, selain rangkaian religius, festival juga diwarnai kegiatan edukasi, pameran, dan peluncuran program strategis pembangunan berbasis wakaf.(abd)

Silakan komentar Anda Disini….