PARIGI, Kabar Selebes – Demikian hal tersebut disampaikan oleh Dr.H.Das’at Latif,S.Sos,S.Ag,M.Si,Ph.D ketika mengajak sekelompok anak-anak muda untuk berfoto bersama dirinya usai menunaikan shalat dzuhur di masjid Attaqwa Kelurahan Bantaya Kec. Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Selass31 Mei 2022 pukul 12:40 Wita.
Ulama kondang yang selalu tampil dalam program “Damai Indonesiaku” di chanel TvOne setiap pekannya itu menyampaikan bahwa anak adalah investasi akhirat kedua orangtuanya. Rasulullah Saw telah mengabarkan tiga jenis amal jariyah (amal yang terus-menerus mengalir). Salah satunya adalah anak yang shalih.
“Tentu sudah menjadi impian dan harapan setiap orang tua bisa mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang shalih dan shalihah. Nah, momen Ramadhan yang telah berlalu, bisa dijadikan ajang untuk mendidik anak-anak agar menjadi anak yang shalih. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan mereka datang ke masjid untuk belajar shalat dan belajar membaca Al-Quran” ucapnya bangga
Namun di samping itu sambung dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Hasanuddin Makassar itu mengemukakan, sungguh hal yang sangat disayangkan apabila saat ini masih banyak diantara jamaah atau pengurus masjid yang tidak sabar dalam menghadapi anak-anak.
“,Mereka takut kebiasaan ribut anak-anak mengganggu kekhusyukan orang yang sedang beribadah di masjid. Sehingga tidak jarang generasi penerus ini dimarahi atau diusir untuk keluar,” kata dai pemilik lima gelar dari perguruan tinggi tersebut.
Ustadz yang memiliki gaya ceramah yang khas dan kocak itu berpesan, jika Islam melarang memarahi anak-anak di masjid. Ada banyak dampak buruk yang akan dialami anak ketika orang dewasa melakukan ini.
“Kalau keseringan memarah anak-anak, tidak hanya saat masih kecil saja namun efeknya akan dirasakan hingga mereka telah dewasa. Dan jangan heran kalo dampaknya anak akan kehilangan ada kelainan. Ittu salah satu penyebab anak selalu di marahi,” nilai ustadz kelahiran Kabupaten Pinrang 21 Dssember 1973 itu.
Terlebih lagi sambungnya, sikap sering memarahi anak-anak di masjid ketika mereka ramai, mungkin lupa dengan apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Beliau pernah turun dari mimbar untuk mendekati cucunya yang tengah berlarian di area masjid lantas menggendongnya dan kembali melanjutkan khutbah.
“Kemarahan kita bahkan semakin memuncak saat kita merasa paling khusyuk. Lalu celoteh anak-anak dan tawa kecil mereka seolah menjadi alasan terbayarkannya kekhusyukan yang kita upayakan dengan susah payah,” ucapnya.
“Untuk kita orang dewasa yang kerap melontarkan kemarahan kepada anak-anak di masjid atas nama kekhusyukan dan merasa paling layak memarahi. Semoga kisah ini bisa memberikan pelajaran untuk lebih bijak bersikap terhadap segala tingkah yang dilakukan anak-anak di dalam masjid,” nasehat ustadz yang pernah mencalonkan diri menjadi Wakil Walikota Makassar beberapa waktu lalu itu. (hcb)
Laporan : Hasan Cl. Bunyu