Tutup
PelesirPilihan

Telaga Tambing, Kepingan Surga di Tanam Nasional Lore Lindu

×

Telaga Tambing, Kepingan Surga di Tanam Nasional Lore Lindu

Sebarkan artikel ini
Sejumlah pengunjung menikmati panorama Telaga Tambing diselimuti kabut di Taman Nasional Lore Lindu, Minggu (31/10/2021) FOTO : Nurlela/KabarSelebes.id

POSO, Kabar Selebes – Kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Kabupaten Poso, memiliki banyak pesona wisata, salah satunya Telaga Tambing.

Telaga Tambing yang juga disebut Rano Kalimpa’a memiliki panorama alam yang memukau.

Advertising

Saat memasuki kawasan wisata Telaga Tambing, pengunjung disambut pemandangan meneduhkan dari pohon endemik Leda dan Damar yang rindang.

Telaga yang diselimuti kabut menjadi magnet bagi para pengunjung untuk camping atau berkemah.

Ditambah lagi kicauan burung serta ragam kupu-kupu warna warni membuat kawasan konservasi itu bak kepingan surga.

Pengunjungjuga dapat melihat berbagai jenis tanaman anggrek dan tanaman karnivor kantong semar.

Selain itu, satwa endemik seperti Rangkong, Nikjar, Anoa, Tarsius Pumilus dan Elang Sulawesi berkembangbiak di kawasan Telaga Tambing.

Secara administasi, Telaga Tambing berada di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Kawasan itu mudah diakses wisatawan karena dekat dengan jalan raya poros Palu-Napu.

Berjarak 90 kilometer arah selatan Kota Palu dengan jarak tempuh 2,5 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Tenda kemah warna warni menghiasi kawasan Telaga Tambing. Setiap hari libur, kawasan konservasi Tanam Nasional Lore Lindu ramai dikunjungi wisatawan untuk berkemah, Minggu (31/10/2021) FOTO : Nurlela/KabarSelebes.id

Telaga seluas 6 hektare itu berada di ketinggian sekitar 1700 meter dari permukaan laut. Memiliki suhu yang cukup dingin karena hutannya masih terjaga dengan baik.

Jadi tidak heran kalau objek Wisata Telaga Tambing menjadi salah satu destinasi yang populer dikunjungi, terutama dikala libur.

Setiap Sabtu dan Minggu rata-rata pengunjung mencapai 1000 hingga 1500 orang per hari. Namun sejak pandemi covid-19, kawasan asri itu sempat ditutup selama satu tahun dan dibuka kebali pada tanggal 23/10/2021.

Kepala Resort Tongoa, Taman Nasional Lore Lindu, Asdi soyong, mengatakan jumlah pengunjung dibatasi untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Saat ini kami hanya siapkan kuota 300 orang. Camping itu ramai selalu di hari libur Sabtu dan Minggu. Hari hari biasa ada pengunjung tapi cuma singga sebentar,” katanya.

Ia menjelaskan, objek wisata Telaga Tambing dibuka mulai pukul 8.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Jadi pastikan datang diantara pukul tersebut.

Karena kuota pengujung dibatasi, maka pengunjung harus mendaftar sehari sebelumnya secara online.

“Kita siapkan 150 orang untuk pendaftaran online dan 150 orang untuk pendaftaran offline,” terangnya.

Setiap pengunjung dikenakan biaya karcis sebesar Rp.6000 per orang. Sedangkan parkir untuk kendaraan roda dua sebesar Rp.5000 dan roda empat Rp.10.000.

“Jadi karcis masuk Rp.5000, Camping Rp.5000 dan asuransi Rp.1000 jadi total Rp.11.000 per orang per hari,” jelasnya.

Telaga Tambing dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir, gedung informasi, musholla dan toilet yang bersih sehingga pengunjung merasa

Di lokasi itu juga menyediakan fasilitas penyewaan alat kelengkapan camping seperti tenda, matras, nesting dan kebutuhan lainnya.

Kawasan itu menetapkan aturan melarang pengunjung membawa alat musik jenis apapun. Dengan begitu para wisatawan lebih menyatu dengan alam.

“Ini lokasi wisata alam terbatas. Orang kesini kan mau menikmati alam. Disini kita mau menikmati suara alam, jadi jangankan gitar atau musik, orang teriak teriak saja sudah sangat mengganggu,” ucapnya.

Ia juga menetapkan aturan larangan membawa minuman kemasan gelas atau botol minuman ukuran kecil atau sedang ke dalam areal perkemahan.

“Setiap pagi kami informasikan supaya pengunjung sebelum meninggalkan Tambing, sampah-sampahnya dirapikan. Kita terus mengedukasi agar pengunjung selalu tertib,” ujarnya.

Pihaknya berharap, para wisatawan lebi peduli terhadap kelestarian alam dengan tidak merusak pohon dan tanaman lainnya. Membuang sampah ditempat yang telah disediakan.

“Tempat sampah sekitar 40, ada karet dan karung. Tempatnya sampah itu pindah pindah, kita sebar dimana banyak pengunjung kita pasang disitu,” tutupnya. (nur)

Laporan : Nurlela

Silakan komentar Anda Disini….