Karena tidak mengetahui penyebab tidak surutnya air danau Poso, banyak petani tetap mengolah sawah dengan harapan air akan surut sebagaimana biasanya. Namun saat padi baru berumur beberapa minggu, air kembali naik merendam padi hingga mati atau dimakan keong. Demikian berulang kali terjadi sepanjang musim tanam tahun 2020-September 2021.
Made Sadia, adalah salah seorang petani bahkan 3 kali mengalami kerugian karena tiga kali padi yang ditanam di 3 hektar sawahnya musnah direndam air danau.
Seperti petani lainnya, awalnya Made tidak mengetahui penyebab naiknya air danau Poso yang tidak seperti siklus yang mereka kenal. Belakangan dia mendengar itu disebabkan uji coba pintu air PLTA Poso I.
Upaya untuk meminta penjelasan dan pertanggungjawaban sudah diupayakan berkali-kali, baik dilakukan oleh masing-masing petani maupun kemudian dilakukan secara bersama-sama kepada PT Poso Energi, pemda Poso maupun DPRD. Namun tidak ada yang menyatakan bertanggungjawab.
Padahal dalam penjelasannya di sejumlah media, PT Poso Energi mengakui uji coba pintu air proyek PLTA I mereka akan menyebabkan kenaikan permukaan air danau hingga 50 cm. Kepala dinas pertanian kabupaten Poso juga mengakui adanya kenaikan air danau yang berdampak pada ratusan hektar sawah-sawah di pinggir danau Poso termasuk sekitar 300 hektar lahan penggembalaan kerbau tradisional di kecamatan Pamona Tenggara.