Tutup
Sulawesi Tengah

Sawah Terendam untuk PLTA, Petani Desa Meko Surati Presiden Joko Widodo

×

Sawah Terendam untuk PLTA, Petani Desa Meko Surati Presiden Joko Widodo

Sebarkan artikel ini
Petani Desa Meko menggelar aksi di sawah.(Foto: Yoanes Litha)

Alasan bahwa kenaikan muka air danau Poso karena fenomena La Nina juga sulit diterima karena meskipun sedang tidak musim hujan, muka air danau juga tidak surut. Apalagi seperti dijelaskan peneliti LIPI bahwa fenomena La Nina terjadi pada bulan Oktober sampai November, sementara sawah terendam sejak bulan Juli 2020.

Berlin Modjanggo, ketua adat desa Meko yang 93 are sawahnya terendam mengatakan, sudah puluhan tahun dia dan petani lain mengolah sawah di pinggir danau Poso, belum pernah ada peristiwa seperti saat ini dimana hampir 1 setengah tahun (sejak Juli 2020 hingga September 2021) air danau Poso tidak kunjung surut.

Advertising

Berdasarkan pengalaman, para petani mulai menggarap sawah dibulan Desember panen di bulan Maret. Saat itu air danau surut. Pada akhir bulan Maret hingga April air danau mulai naik seiring datangnya musim hujan. Petani di pinggir danau Poso tidak mengolah sawah dan membiarkan sawah-sawah terendam. Petani baru mulai menggarap lagi sawahnya pada akhir bulan Juli dan menunggu panen di bulan November.

Dalam siaran persnya, di hari tani, petani desa Meko menuntut PT Poso Energi mengganti hasil panen petani yang hilang selama 3 kali masa panen yakni sejak tahun 2020 sampai saat ini, September 2021.

“Bendungan PLTA tidak boleh mengganggu siklus tanam petani di pinggiran Danau Poso, sehingga sawah-sawah bisa kembali diolah,” kata mereka.

Selain menuntut atas kondisi sawah mereka kepada PT Poso Energi, para petani Desa Meko juga membuat surat terbuka untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Mereka meminta Presiden Jokowi bisa mewujudkan program reforma agraria dan kedaulatan pangan yang merupakan program Bapak Presiden.

Petani Buat Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi >>>>

Silakan komentar Anda Disini….