SIGI, Kabar Selebes – Ratusan petani binaan dan dampingan Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) bersama Caritas Swiss akhirnya berhasil panen perdana demplot jagung di Desa Jono, Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (27/4/2021).
Berdasarkan pengambilan ubinan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) produktivitas yang dicapai 6 ton per hektare, yang sebelumnya rata-rata 4 ton per hektare, terjadi peningkatan hasil 50 persen.
Di mana benih yang digunakan adalah benih yang dikembangkan oleh Badan Litbang Peratanian yaitu jagung komposit Variatas Sukmaraga dengan rata-rata produktivitas lima hingga tujuh ton pe rhektare.
Kristina selaku Koordinator program YPI mengatakan, pihaknya akan terus melakukan upaya pemulihan ekonomi masayarakat pasca bencana di Kabupaten Sigi bersama Caritas Swiss. Pendampingan ini akan tetap dilakukan hingga Oktober 2021.
Melalui Program Pemulihan Mata Pencaharian Masyarakat Terdampak Bencana, YPI telah melakukan upaya peningkatan ketahanan pangan masyarakat dengan pembangunan Demonstration Plot (Demplot) berbasis Inovasi Teknologi Budidaya Pertanian. YPI optimis dengan penerapan teknologi budidaya yang baik dan bijak maka peningkatan hasil budidaya dapat ditingkatkan.
Dia menyebutkan program ini merupakan program lanjutan dari Program Fase Pertama di Desa Jono, Sambo, Wisolo, dan Desa Baluase Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi. Saat ini sudah ada 25 kelompok tani dengan jumlah anggota 535 orang dari empat Desa dampingan.
“Dengan tujuan Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Bencana melului Sektor Pertanian, salah satunya adalah peningkatan produktivitas budidaya komoditas Jagung,” katanya.
Kristina menjelaskan, dalam pengelolaan demplot, YPI juga bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Petanian (BPTP) Sulteng dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dolo Selatan yang melakukan Pendampingan Kelompok Tani dengan Pengenalan dan penerapan Teknologi Inovasi Pertanian.
Program ini menargetkan peningkatan kapasitas petani baik pengetahuan dan keterampilan budidaya komoditas yang mereka usahakan melalui lahan percontohan Jagung (Demplot).
Demplot ini didesain sebagai wadah sekolah lapang bagi petani terpilih perwakilan dari kelompok tani jagung, yang akan disiapkan menjadi petani-petani pemandu untuk mengintroduksikan dan menerapkan Inovasi teknologi budidaya dalam kelompoknya.
“Pola pertanian berbasis inovasi teknologi adalah sebuah langkah yang bijak dalam peningkatan kesejahteraan petani. Inovasi teknologi dalam pertanian bukan hanya menargetkan produksi yang tinggi melainkan juga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan petani yang menjadi indikator utama dalam realisasinya,” terangnya.
Selain dibekali dengan pengetahuan tentang teknologi budidaya melalui wadah sekolah lapang, kata Kristina, kelompok tani juga akan diberikan peralatan pasca panen baik peralatan yang di kelola oleh kelompok tani.
Pemberian alat pendukung pasca panen diharapkan dapat menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi petani dalam pengelolaan hasil panen, sehingga hasil panen dapat memenuhi standar kelayakan pemasaran.
“Diharapakan upaya ini, akan dapat meningkat perekonomian dan taraf hidup masyarakat khususnya malalui program-program pengelolaan sektor pertanian,” tukasnya.
Panen perdana ini turut dihadiri oleh Camat Dolo Selatan Ali Nurdin, pihak BPTP, BPP Karman U. Natoda, serta unsur Pemerintahan Desa Jono dan Perwakilan Kelompok Tani. (maf/ap)
Laporan : Mohammad Arief