PALU, Kabar Selebes – Gubernur Sulawesi Tengah H Longki Djanggola mengatakan berdasarkan perhitungan serta teori dari para ahli epidemologi, Sulawesi Tengah sekarang ini sedang menuju puncak penyebaran covid-19.
“Menurut perhitungan ahli epidemologi, kita sekarang baru menuju puncak. Puncaknya bisa sampai 80 kasus positif dan itu akan kita diketahui di Mei mendatang. Alhamdulillah tingkat kematian di Sulteng masih rendah dari 47 positif dengan empat kasus kamatian. Masih landai menuju ke puncak,” kata Longki Djanggola usai meninjau persiapan pengoperasian alat uji kerik (swab test) Polymerase Chain Reaction (PCR) di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Sulawesi Tengah, Jalan Undata, Kota Palu, Kamis, 30 April 2020.
Menurut Longki, semua itu tergantung disiplin masyarakat dalam mematuhi arahan pemerintah seperti jaga jarak, pakai masker setiap keluar rumah dan tetap di rumah. Proses sembuh cukup lama sampai satu bulan sehingga terasa lama untuk peningkatan angkanya.
“Saya minta dukungan masyarakat dan mereka yang ada di klaster harusnya mendukung pemerintah bukan sebaliknya menantang petugas yang datang untuk memeriksa. Ini berbahaya sekali. Apalagi seperti Kota Palu yang sudah masuk kategori transmisi lokal, lebih bahaya lagi dan beresiko tinggi.
Untuk alat uji kerik (swab test) Polymerase Chain Reaction (PCR), kata Longki Djanggola akan mulai menerima sampel Jumat, 1 Mei dan mulai melakukan uji sampel pada Senin mendatang.
“Hasil uji sampel dapat diketahui sekitar lima jam dengan tingkat akurasi 100 persen. Alat ini mampu melakukan uji 27 sampel perhari dengan dua siklus setiap lima jam. Untuk penyimpanan alat ini mampu hingga seribu hasil sampel. Sedangkan penggunaannya ribuan sampai batas expire,” ujar Longki Djanggola.
Meski demikian, kata Longki tetap akan mengirim sampel ke Jakarta dan bisa juga kita menerima sampel dari daerah tetangga seperti Sulawesi Barat dan Gorontalo. Alat ini juga nantinya akan mendapat pengakuan dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Kesehatan RI sehingga sama dengan alat yang ada di Jakarta maupun di Makassar.
Soal Pembatasan Sosial Berskala Besar, kata Longki Djanggola itu menjadi kewenangan dari masing-masing kabupaten/kota. “Dalam waktu dekat saya akan menyurati bupati/walikota yaitu Walikota Palu, Bupati Buol, Poso, Morowali Utara dan Morowali untuk menangani dengan serius penyebaran covid-19. “Harus betul-betul serius lagi dalam menangani. Dan kalau terpaksa, kami meminta kepala daerah untuk mengajukan PSBB,” ujar Longki.
Manakala terjadi lonjakan angka setelah alat uji sampel swab berfungsi, Pemprov Sulawesi Tengah tambah Longki sudah menyiapkan dua lokasi sebagai rumah sakit darurat di BPSDM dan LPMP. Sedangkan Bapelkes dipersiapkan untuk menampung tenaga medis. (abd/ptr)
Laporan : Pataruddin