Tutup
PilihanSulawesi Tengah

Tak Ada Festival Ogoh-ogoh, Umat Hindu Parigi Moutong Menyepi Sebelum Nyepi

×

Tak Ada Festival Ogoh-ogoh, Umat Hindu Parigi Moutong Menyepi Sebelum Nyepi

Sebarkan artikel ini
Ogoh-ogoh diberi doa, lalu kemudian dibakar.(Foto:Adi Pranata)

PARIGI, Kabar Selebes – Tidak adanya festival ogoh-ogoh atau pawai patung besar oleh umat Hindu di Parigi Moutong pada perayaan nyepi tahun ini, jalanan Trans Sulawesi sekitar Poso-Parigi sore ini, Selasa (24/03/2020) nampak lengang terhindar dari keramaian.

Pawai Ogoh-ogoh pada acara pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi terpaksa ditiadakan di daerah Parigi Moutong. Hal ini tercantum dalam himbauan Peradah Hindu Dharma pusat No. 310/PHDI/III/2020, tentang pedoman pelaksanaan Nyepi di tengah ancaman pandemi COVID-19.

Advertising
Ogoh-ogoh masih di simpan untuk digunakan tahun depan. Foto: Adi Pranata)

Selain melarang pawai ogoh-ogoh, dalam imbauan itu juga tercantum untuk melakukan kegiatan upacara di Pura hanya melibatkan para petugas upacara dengan jumlah yang terbatas.

Jika tahun sebelumnya jalanan begitu macet karena ramai oleh ratusan masyarakat  dari berbagai kalangan hadir untuk menyaksikan pawai, maka tahun ini jalanan nampak sepi, hanya segelintir masyarakat yang lalu-lalang di jalanan.  

Tak sedikit masyarakat Hindu daerah Parigi yang kecewa karena batalnya pawai ogoh-ogoh sebab COVID-19, pasalnya pawai ogoh-ogoh merupakan kegiatan yang paling dinanti-nanti setiap tahunnya dalam perayaan Nyepi terkhusus bagi pemuda yang merantau ke luar daerah.

“Saya juga tidak sampai  hati lihat pemuda susah membuat ogoh-ogoh tapi harus batal diarak karena virus, makanya dari tadi saya diam di rumah saja biar tidak ada yang diingat-ingat,” ujar Pak Rai, kepala Dusun di Desa Taman Sari, kecamatan Balinggi pada Selasa (24/03/2020).

Jalan trans Sulawesi kab. Parigi tak seperti biasanya sepi sehari sebelum nyepi. (Foto: Adi Pranata)

Pasca dikeluarkannya imbauan untuk tidak mengadakan pawai, ogoh-ogoh yang telah selesai dibuat sesuai imbauan hanya diberikan doa oleh pemangku desa lalu kemudian dibakar tanpa adanya pawai.

“Ya mau diapa, kita bikin lagi nanti tahun depan,” ujar Komang Eka salah satu Umat Hindu di Dusun Angsri saat ditemui di balai desa pada Selasa.

Tidak semua ogoh-ogoh yang telah dibuat oleh pemuda Hindu dibakar pada sehari sebelum nyepi, ada yang beberapa desa yang masih menyimpan ogoh-ogoh mereka untuk digunakan lagi tahun depan.

Guna menghindari COVID-19 masuk ke daerah Parigi Moutong, perayaan Nyepi umat Hindu yang biasanya meriah sesuai himbauan tahun ini harus dilaksanakan sederhana mungkin.

Setelah mendapat imbauan untuk mengurangi keramaian dari pemerintahan, umat Hindu di Parigi Moutong sehari sebelum nyepi tetap secara sederhana merayakan hari raya Nyepi dengan menghaturkan doa dan sesaji di depan rumah mereka masing-masing. (abd/ap)

Laporan : Adi Pranata

.

Silakan komentar Anda Disini….