PALU, Kabar Selebes – Perhimpunan Hotek dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tengah merilis data tingkat okupansi yang anjlok hingga 40 persen di Kota Palu, Luwuk dan Ampana per Maret 2020. Anjloknya okupansi hotel sebagai dampak keputusan pembatasan sosial dari pemerintah mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.
Ketua PHRI Sulawesi Tengah Ferry Taula mengatakan hotel-hotek selain di Kota Palu juga mengalami serupa seperti di Kota Luwuk (Banggai) dan Ampana Kabupaten Tojo Unauna.
“Tingkat okupansi per Maret 2020 di Kota Palu:m 67,62%, Kota Luwuk 46,52 % dan Kota Ampana 25 %. Jika dikompilasi dengan beberapa hotel besar lainnya di Luwuk bisa drop menjadi 40%,” kata Ferry Taula, bos Hotel dan Restoran Kampoeng Nelayan, Kota Palu, Rabu, 18 Maret 2020.
Lanjut Ferry, kamar yang tersedia di Palu sebanyak 470 kamar terdiri dari Swissbel, Santika, Sutan Raja Hotel/Villa dan Best Western Coco Hotel. Sedangkan untuk non bintang sebanyak 315 kamar.
Ferry juga mengatakan belum ada informasi dari para pengelola hotel yang akan merumahkan karyawan, PHK dan lain-lain.
“Yang didahulukan untuk resign adalah siswa/mahasiswa praktik,” kata Ferry.
Dia juga menyoroti sulitnya memperoleh hand sanitizer. “Mudah bikin surat. Pemerintah wajib juga mempermudah mendapatkan Hand Sanitizer dan masker meskipun kami keluarkan biaya extra,” ujar Ferry.
Kondisi serupa dialami hotel di Papua Barat.
General Manager Grand Hotel Kaimana Bulyadi Achmad menyatakan bila kondisi ini berlanjut hingga tiga bulan ke depan maka akan mengancam pemutusan hubungan kerja para karyawan. Tingkat hunian hanya 30 persen dan kegiatan di hotel juga sudah dibatalkan semua. (Patar)