PALU, Kabar Selebes – Kantor Bank Indonesia Sulawesi Tengah menilai, di tengah kondisi melambatnya ekonomi global dan nasional saat ini, keberhasilan upaya dalam mendorong investasi (terutama sektor swasta) merupakan salah satu kunci penentu kesuksesan sebuah wilayah dalam meningkatkan atau paling tidak dalam mempertahankan prestasi pencapaian pertumbuhan ekonomi.
Hal itu disampaikan Asisten Direktur Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah Indratmoko pada Temu Responden Survey dan Kontak Liason 2019, Rabu, 2 Oktober 2019.
“Oleh karena itu, untuk menciptakan iklim berusaha yang kondusif, Bank Indonesia akan turut berupaya dengan terus berusaha sekuat tenaga terutama dalam mengawal stabilitas nilai tukar rupiah dan upaya penurunan suku bunga, dengan tetap memperkokoh stabilitas perekonomian,” kata Indratmoko.
Menurut Indratmoko, kita patut bersyukur, dalam situasi kondisi perekonomian dunia yang kurang menggembirakan, Provinsi Sulteng masih mampu menorehkan prestasi dengan mencatat pertumbuhan ekonomi 6,62% (yoy) sampai di triwulan II 2019, lebih tinggi dari nasional 5,05% (yoy).
“Sementara itu, terkait dengan perkembangan harga, pada Agustus 2019 Provinsi Sulteng mencatat inflasi 5,71% (yoy), atau 1,40% (ytd). Hal ini tidak terlepas dari peran TPID dalam menjaga pasokan barang sehingga gejolak harga dapat diminimalisir dengan baik,” katanya.
Kata Indratmoko, optimisme dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi dan inflasi ke depan tersebut, tentu tidak terlepas dari jalinan koordinasi yang terus semakin baik. Dalam kaitannya dengan pengendalian inflasi ke depan, kami juga akan meningkatkan koordinasi dengan berbagai SKPD terkait melalui Forum Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Selain itu, lanjut Indratmoko, optimisme tersebut juga tidak terlepas dari peran positif sektor Perbankan dalam mendorong perekonomian Sulteng. Hal ini diantaranya tercermin dari perkembangan total aset, DPK dan kredit yang disalurkan yang secara nominal terus mengalami peningkatan.
Indratmoko juga menyampaikan, komponen-kompenen tersebut pada satu tahun terakhir juga tumbuh relatif baik, masing-masing 9,86%; 18,05%; dan 10,92% (yoy). Bila dilihat lebih jauh, per Agustus 2019 rasio LDR Perbankan mencapai 165,43% dengan rasio NPL 2,14%.
“Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi Perbankan di Sulteng secara umum memiliki kinerja yang baik. Selain itu, keberpihakan Perbankan di Sulteng terhadap UMKM juga tergolong tinggi, sebagaimana tercermin dari pangsa penyaluran kredit ke sektor UMKM yang mencapai 43,16%,” ujarnya. (*/patar)