PALU, Kabar Selebes – Untuk mengembalikan ekosistem bawah laut yang rusak akibat gempa dan tsunami di Kota Palu, sejumlah warga di Kelurahan Mamboro, Kota Palu bersama sukarelawan arsitek komunitas menginisiasi budi daya terumbu karang dengan cara transplantasi. Proses pembuatan wadah terumbukarang sendiri mulai dilakukan warga pada Rabu pagi (17/7/2019).
Pembuatan mal atau cetakan yang akan menjadi tempat transplantasi terumbu karang di pantai mamboro dilakukan mulai dilakukan warga bersama sukarelawan Arsitek Komunitas (Arkom Palu) yang selama ini mendampingi warga pascabencana.
Sebanyak 29 media tumbuh terumbu karang dibuat dengan bahan kayu papan, besi, pipa, semen, dan pasir, yang sebagian diantaranya adalah bahan-bahan bekas yang dikumpulkan warga dari serakan sisa bencana. Warga menargetkan bisa membuat lebih dari seratus wadah seperti ini sebelum meletakkannya di laut, yang rencananya akan dilakukan pada hari minggu 21 juli nanti.
Sebelum rusak dan hilang karena gempa dan tsunami pada 28 september, pada tahun 2014 pantai di Kelurahan Mamboro merupakan kawasan konservasi terumbu karang yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Palu. Rusaknya ekosistem ini diakui warga membuat hasil tangkapan ikan mereka berkurang drastis. Sehingga mereka berharap terumbu karang yang akan tumbuh dan berkembang nanti dapat menjadi rumah bagi ikan-ikan, dan turut meningkatkan perekonomian warga yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan.
Menumbuhkan terumbu karang ini juga, diharapkan warga dapat menjadi pelindung wilayah mereka dari ombak dan sebagai bagian dari mitigasi bencana. Tidak hanya karang, warga di lokasi ini juga merencanakan pembuatan vegetasi mangrove dan padang lamun.
Upaya mitigatif secara mandiri ini juga dilakukan warga sebagai bukti kepedulian mereka terhadap lingkungan laut yang secara langsung juga memengaruhi hidup mereka.
“Dulu di sini banyak terumbu karang, saya juga sempat tanam. Tapi sekarang habis disapu tsunami yang lalu, makanya kami di sini inisiatif tumbuhkan lagi. Hari ini kami baru membuat medianya dulu, nanti kalua sudah banyak baru kita taruh di laut,” jelas Bobi, penyintas dari Mamboro.(Her/Abdee)