TOLITOLI, Kabar Selebes- Ratusan petani cengkeh yang tergabung dalam forum petani cengkeh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Tolitoli menggelar aksi unjuk rasa terkait anjloknya harga cengkeh di pasaran yang mencapai Rp74 ribu perkilo gramnya, dalam aksinya massa nyaris membakar gudang penampungan cengkeh milik PT prima Tolis.
Aksi yang digelar pada Senin 15 Juli 2019 dan dimulai sekira pukul 10.30 WITA . dengan melakukan konvoi menuju gudang penampungan cengkeh milik PT Prima Tolis di kawasan jalan Wolter Monginsidi Kelurahan Nalu, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli.
Saat akan masuk ke kantor PT Prima Tolis yang berdampingan dengan gudang penampungan cengkeh, sempat terjadi kericuhan antara ratusan massa aksi dengan belasan personel kepolisian namun akibat terjadi dorong dorongan akhirnya massa berhasil merangsek masuk.
Massa aksi yang dipelopori ketua koordinasi forum petani cengkeh Jasmin H Ardi sempat menemui perwakilan PT Prima Tolis dan melakukan negosiasi sebagai bentuk protes mereka terhadap anjloknya harga cengkeh yang merupakan tanaman unggulan di daerah ini.
Pertemuan tersebut berjalan buntu yang mana pada akhirnya ratusan massa kembali bergerak menuju gudang penyimpangan cengkeh yang berada di bagian belakang.
Para massa aksi meminta untuk membuka gudang untuk memastikan apakah stok cengkeh yang saat ini telah menumpuk, namun lagi-lagi massa aksi gagal masuk. Dengan rasa kecewa para massa aksi melakukan aksi kebrigasannya dengan menggedor pintu gudang menggunakan kayu dan membakar ban didepan pintu gudang, yang mana pada akhirnya langsung dihentikan pihak aparat keamanan.
Tak berhasil membobol pintu gudang para massa aksi terpaksa menggunakan tangga untuk memastikan apakah digudang dipenuhi stok cengkeh, setelah diperiksa ternyata gudang sebagian besar terlihat kosong.
Usai mendatangi kantor PT Prima Tolis massa aksi yang sebagian besar datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Tolitoli mendatangi kantor DPRD setempat dan melakukan orasi dihadapan para anggota legislatif.
Saat menggelar dengar pendapat dengan DPRD Kabupaten Tolitoli yang dihadiri Wakil ketua DPRD Nursidah K Bantilan, Koordinator Jasmin H Ardi mengungkapan, agar mata rantai monopoli cengkeh harus diputus dikarenakan sebagai penyebab anjloknya harga komoditi cengkeh.
“Kami minta agar mata rantai monopoli cengkeh diputus di Tolitoli dimana hal tersebut sudah menyengsarakan rakyat,”ungkap Jasmin Senin (15/7/2019).
Jasmin menambahkan pihakny meminta keseriusan dan campur tangan Pemkab Tolitoli untuk kembali menggunakan perusahaan Daerah (Perusda) dan bekerjasama dengan Bank Sulteng untuk mengambil alih penjualan cengkeh di daerah ini.
Tak puas dengan pertemuan bersama wakil rakyat, ratusan massa aksi langsung mendatangi kediaman Bupati Tolitoli hingga petang, untuk meminta pernyataan terkait anjloknya harga cengkeh.
“Saya besok rapat bersama Forkopimda dan kami akan mengusahakan agar pembelian cengkeh minimal mengikuti harga pasaran yang ada di Manado minimal 94 ribu hingga Rp100 ribu,”tandas Bupati Tolitoli Moh saleh Bantilan.(Moh Sabranl