Tutup
Sulawesi Tengah

Sampah di Morowali Masih Jadi Masalah, IMIP dan DLH Cari Solusi

198
×

Sampah di Morowali Masih Jadi Masalah, IMIP dan DLH Cari Solusi

Sebarkan artikel ini
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP),

MOROWALI, Kabar Selebes – Sampah masih menjadi permasalahan serius di Morowali meskipun berbagai inovasi dalam pengelolaannya telah dilakukan. Sampah plastik dan kemasan produk kebutuhan sehari-hari (sampah anorganik) sering kali tidak terkelola dengan baik karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomi.

Head of Department Environmental PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Yundi Sobur, menekankan bahwa permasalahan sampah harus mendapat perhatian lebih komprehensif.

Menurutnya, tanggung jawab pengelolaan sampah tidak hanya berada di tangan pemerintah, tetapi juga masyarakat, pelaku usaha, dan elemen masyarakat lainnya.

“Harapannya, setiap individu bisa terlibat. Mereka bisa lebih peduli dan mengelola sampah yang mereka hasilkan sendiri,” ujar Yundi Sobur, Rabu (26/2/2025).

PT IMIP sendiri telah menjalankan berbagai program untuk mengatasi persoalan sampah, terutama di Kecamatan Bahodopi.

Program-program tersebut meliputi hibah mesin incinerator, pelatihan pengelolaan sampah agar bernilai ekonomis, pembentukan kelompok swadaya masyarakat untuk memilah dan mendaur ulang sampah, hingga mengusulkan adanya Peraturan Desa (Perdes) terkait pengelolaan sampah.

Dalam kegiatan workshop pengelolaan sampah yang digelar PT IMIP dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 pada Sabtu (22/2/2025), Wawi Priyono, Pengawas Lingkungan Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Morowali, mengungkapkan bahwa warga Bahodopi menghasilkan sekitar 200 ton sampah per hari. Artinya, dalam sebulan, jumlah sampah yang harus ditangani mencapai 6.000 ton.

“Kami (DLH Morowali) juga telah melakukan berbagai upaya, seperti memberikan pelatihan kepada masyarakat dan menambah jumlah fasilitas bak sampah, termasuk menyediakan kontainer sampah di Desa Labota,” kata Wawi Priyono.

Selain itu, sejak Januari 2025, pemerintah Morowali telah mengeluarkan Surat Edaran tentang pengurangan sampah plastik. Edaran ini mengimbau warga dan pelaku usaha untuk turut berpartisipasi dalam mengurangi penggunaan sampah plastik di wilayah Morowali.

Berdasarkan data dari Website Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup RI, pada tahun 2024 total timbulan sampah di Morowali mencapai 62.214,26 ton. Dari jumlah tersebut, hanya 5.326,65 ton yang berhasil ditangani dan 1.509,31 ton yang berhasil dikurangi.

“Bagi kami, pengadaan fasilitas bukan menjadi satu-satunya solusi. Harus dimulai dari sumbernya, yaitu kesadaran diri kita sendiri dalam mengelola sampah,” pungkas Wawi Priyono. (***)

Silakan komentar Anda Disini….