PALU, Kabar Selebes – Bank Indonesia, melalui Kantor Perwakilan Sulawesi Tengah, berperan aktif dalam Seminar Nasional Bursa Karbon yang diselenggarakan di Universitas Tadulako sebagai bagian dari Financial Festival (FinFest) 2024.
Seminar bertema “Integritas Inklusi Keuangan dan Bursa Karbon Demi Masa Depan Gen Z yang Berkelanjutan” ini bertujuan mengeksplorasi peran Bursa Karbon sebagai instrumen transisi menuju ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah narasumber, termasuk Dr. Angsoka Y. Paundralingga, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah; Imam Aliani Putra, Pengurus Junior Lembaga Jasa Keuangan; dan Puspita Pratiwi dari Unit Pengembangan Carbon Trading dan Inisiatif Baru. Diskusi dipandu oleh Dr. Haerul Anam, SE., M.Si, Direktur Galeri Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.
Dalam seminar tersebut, Dr. Angsoka Y. Paundralingga menekankan urgensi transisi menuju ekonomi hijau sebagai strategi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Menurutnya, ekonomi hijau merupakan solusi jangka panjang yang tidak hanya akan mengurangi kerugian akibat perubahan iklim, tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif.
“Bursa Karbon Indonesia menjadi sorotan dalam diskusi, diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru melalui pemanfaatan potensi sumber daya alam, serta membantu Indonesia memenuhi komitmen pengurangan emisi karbon yang tercantum dalam Paris Agreement,” kata Dr. Angsoka.
Dr. Angsoka juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor keuangan, industri, dan masyarakat dalam mewujudkan ekonomi hijau.
“Kerja sama lintas sektor yang didukung oleh transparansi dan sistem monitoring yang efektif akan memastikan mekanisme perdagangan karbon berjalan sesuai tujuan tanpa terjebak dalam praktik greenwashing,” kata dia.
Kolaborasi ini dianggap krusial untuk menjaga integritas pasar karbon dan mengoptimalkan dampaknya dalam penurunan emisi.
Lebih jauh, Dr. Angsoka menggarisbawahi peran anak-anak muda, terutama dari Gen Z, dalam transisi menuju ekonomi hijau. Ia mendorong generasi muda untuk aktif terlibat dalam upaya perlindungan lingkungan, seperti membersihkan pantai, menanam bakau, dan pengelolaan sampah modern yang terintegrasi.
“Investasi yang diperdagangkan di bursa karbon semua bersumber dari upaya-upaya perlindungan alam. Namun, itu semua memerlukan keterlibatan anak-anak muda yang proaktif dan tidak malas,” ujarnya.
Melalui seminar ini, Bank Indonesia berharap dapat meningkatkan kesadaran generasi muda akan peran strategis Bursa Karbon dalam membangun ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan, tidak hanya sebagai lembaga moneter, tetapi juga sebagai penggerak dalam membangun ekosistem ekonomi hijau dan inklusif di Indonesia.