BALUT, Kabar Selebes – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sulawesi Tengah menggelar pelatihan dan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga. Kegiatan yang dilangsungkan selama tiga hari dari tanggal 23 hingga 26 april 2018 digelar di salah satu hotel di Kabupaten Banggai Laut Sulawesi Tengah.
Kepala Sub Bidang Perlindungan Hak Perempuan sekaligus sebagai Ketua Panitia Penyelenggara Irmawati Sahi mengatakan, latihan dan sosialisasi ini bertujuan meningkatkan pengetahuan serta memberi pemahaman ke masyarakat bagaimana mekanisme pertahanan diri dari tindak kekerasan.
“Penting kita ketahui bersama bahwa aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak berhubungan dengan nilai nilai pendidikan mental serta sikap seseorang dalam menghargai hak orang lain,” ungkap Irmawati Sahi Kamis (26/4/2018).
Menurut Irmawati, penghapusan kekerasan terhadap perempuan membutuhkan kerja sama dan sinergi dari berbagai komponen masyarakat untuk bergerak secara serentak, baik iktivis HAM, perempuan, pemerintah, masyarakat secara umum dan keluarga secara khusus.
Sementara itu Ketua Komisi I DPRD Sulteng Sri Indraningsih Lalusu mengakatan kegiatan latihan untuk emplementasi dari pada perda yang diperlakukan untuk semua kawasan di Sulteng tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Sebagai anggota DPR sangat berkewajiban untuk membatu badan pemberdayaan perempuan beserta masyarakat lain punya keahlian untuk memberikan pencerahan transfer infomasi,” kata Sri Indranngsih Lalusu.
Sosialisasi ini kata dia bertujuan untuk meningkatkan pemahaman wawasan dan kesadaran peserta tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak serta membangun partisipasi masyarakat, aparat desa dan kecamatan untuk melakukan tindakan masif dan pro aktif dalam antisipasi sejak dini pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sementara itu, Wakil Bupati Banggai Laut Tuty Hamid menyambut baik sosialisasi yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sulawesi Tengah di kabupaten Banggai Laut ini.
Dia berharap program ini terus di laukan di Kabupaten Banggai serta meminta agar selanjutkan dilakukan pelatihan pendampingan bagi kekerarasan terhadap perempuan dan anak.
“Karena Kabupaten Banggai Laut daerah otonomi baru dalam kurun waktu lima tahun sudah 21 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,”tandasnya.(ALA)