Tutup
Sulawesi Tengah

Abdullah Latopada Wakafkan Dirinya untuk NU

×

Abdullah Latopada Wakafkan Dirinya untuk NU

Sebarkan artikel ini
Abdullah Latopada
Latopada
Abdullah Latopada

PALU, Kabar Selebes – Ketua Tanfidziyah Nahdatul Ulama (NU) Sulawesi Tengah, Drs. H. Abdullah Latopada, M.Pdi mengatakan ia telah mewakafkan dirinya untuk organisasi tersebut. Untuk tujuan yang tidak ringan ini, ia juga sudah meminta restu dari Rais Aam Syuriah Pengurus Besar NU, KH Ma’ruf Amin dan mendapat dukungan dari Ketua Majelis Ulama (MUI) Pusat tersebut.

Abdullah Latopada dilantik sebagai Ketua Tanfidziyah NU atau Pengurus Wilayah (PW) NU Sulteng oleh Ketua Pengurus Besar NU KH. Said Agil Siradj di penghujung tahun lalu, tepatnya pada Selasa, 26 Desember 2017 di Asrama Haji Transit Palu.

Advertising

Baginya jabatan baru sebagai Kepala Biro Administrasi, Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara, sama beratnya dengan amanah sebagai Ketua PW NU Sulteng. Namun, mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulteng ini dengan berjiwa besar harus memilih satu di antaranya. Ia pun telah memantapkan hati dan berkomitmen untuk melengkapi amanat selaku Ketua PW NU Sulteng hingga berakhirnya masa khidmat tahun 2020 nanti. Bukan karena alasan menolak satu di antara amanat tersebut, namun ada harapan yang begitu besar dari mantan Kepala Kantor Kemenag Kota Palu ini untuk membawa NU sebagai mitra pemerintah yang siap mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945, sekaligus menjadi perangkul semua elemen masyarakat di daerah ini.

IKHTIAR DI SULTENG
Abdullah Latopada pun menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kemenag RI yang telah memberikan kesempatan kepadanya mengabdi di lembaga bersandi ‘Ikhlas Beramal’ tersebut selama lebih dari 26 tahun. Secara khusus, terima kasih ia sampaikan kepada Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifudin dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan dua kali sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag provinsi, yakni Kanwil Kemenag Maluku Utara dan Kanwil Kemenag Sulteng.

Selama 1 tahun 10 bulan mengemban amanat sebagai Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, sederet ikhtiar telah ia lakukan bersama jajarannya. Ketua Pengurus Besar Alkhairaat ini menginisiasi pembangunan musalla di lingkungan Kanwil Kemenag Sulteng, Jalan Prof Muhammad Yamin Palu, di mana pembangunannya dilakukan secara gotong royong oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) lintas agama. Bangunan tanpa dana Negara tersebut saat ini dalam tahap perampungan dan telah difungsikan untuk salat berjemaah. Di luar itu, Abdullah juga mendorong agar Kantor-kantor Urusan Agama (KUA) agar memiliki bangunan musalla.

“Sudah ada empat KUA peletakan batu pertama di Poso,” kata Abdullah dalam keterangannya kepada Mercusuar, Kamis (12/4/2018).

Di lingkungan Kanwil pun ia merintis ‘DPRD tingkat III’ istilah lain dari kantin atau warung kopi. Melalui wadah ini, para pegawai bebas ngobrol dan menyampaikan aspirasinya tanpa memandang status jabatan dan kedudukan pegawai Kanwil Kemenag. “Wadah ini tidak lain untuk semakin mempererat hubungan silaturahmi,” kata Abdullah.
Ia juga mewanti-wanti jajarannya untuk lebih selektif terhadap penggunaan anggaran. Hasilnya cukup menggembirakan. Pada tahun 2016, serapan anggaran Kanwil Kemenag Sulteng tertinggi di antara 34 Kanwil Kemenag se-Indonesia. Capaian yang sama telah lebih dahulu saat Abdullah menjabat Kepala Kanwil Maluku utara tahun 2015.

Di masanya pula, Abdullah mendobrak sesuatu yang jarang dilakukan dalam penyusunan anggaran. Ia melakukan bedah Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) di satuan kerja (satker) Kemenag. Menurutnya, DIPA perlu dibuka dan dibahas bersama agar sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Kanwil Kemenag Sulteng juga dinyatakan terbaik oleh istri Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin.

Tahun lalu,Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sulteng dua periode ini juga membentuk majelis taklim Hubbul Wathan. Hampir seluruh desa dan kelurahan di Sulteng telah membentuk majelis yang bertujuan untuk menangkal gerakan radikal yang kini mengancam harmonisasi kehidupan ummat beragama.

Dalam pada itu, program-program kanwil pun diupayakan memiliki dampak ke daerah. Pada tahun 2017, pihaknya bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sigi dengan program Nikah Satu Atap. Di sini, pasangan pengantin akan langsung mendapat Buku Nikah yang dikeluarkan Kemenag dan Kartu Keluarga yang diterbitkan pemerintah daerah. Program ini mendapat penilaian terbaik secara nasional.

Program lain adalah wakaf tunai, pelayanan satu atap haji, serta desa binaan. “Pembentukan desa binaan dengan pilot project di Banggai Laut oleh Bimais Kemenag Sulteng adalah agar bagaimana desa menjadi desa religi,” tambahnya.

Sepanjang memimpin itu pula, Abdullah juga tak bosan memberikan motivasi kepada ASN jajarannya agar selalu kreatif. Ia membangun kebebasan berfikir, secara khusus kepada ASN yang sedang menjabat. Karena semangat itu pula, ia pernah diundang khusus Bupati Morowali Anwar Hafid agar menjadi motivator bagi ASN Pemkab Morowali. Ia juga dikenal sebagai sosok pluralis di luar Islam yang senantiasa merangkul semua umat beragama.

“Saat menjabat Kakanwil, saya memimpin semua umat beragama, karena ini yang menjadi pertanggungjawaban saya nanti di akhirat,” tambahnya.

DUA AMANAT
Baginya, saat ini tersisa dua pekerjaan yang belum selesai. Ia pun menitip harapan agar Kepala Kanwil Kemenag Sulteng yang baru, Dr. H. Rusman Langke, dapat melanjutkan program tersebut. Keduanya adalah pembentukan desa kerukunan dan sekolah kerukunan.

“Program ini sudah direspons oleh DPR RI ketika kami memaparkannya. Rencananya, pilot project nya akan dilaksanakan di Poso untuk menghilangkan stigma negatif terhadap daerah tersebut,” tambahnya. (*/ABD)

Silakan komentar Anda Disini….