PALU, Kabar Selebes – Hujan yang melanda kota Palu pada Jumat, (29/05/2020) kemarin membuat para penyintas di Huntara Terminal Induk Mamboro panik. Pasalnya air dari drainase sekitar huntara yang meluap hingga membuat sejumlah bilik huntara tergenang.
Hal itu mengakibatkan sebagian penyintas mengungsi ke rumah keluarganya, dan sebagian besar masih bertahan di huntara.
Merespon hal tersebut, Kepala Devisi Advokasi dan Kampanye Sulteng Bergerak, Freddyanto Onora, mendesak pemerintah kota Palu untuk segera memberikan dana stimulan kepada penyintas di huntara.
Organisasi Kemasyarakatan yang memberi perhatian lebih kepada penyintas bencana 28 september 2018 silam ini, mengaku miris, sebab Huntara yang dihuni ribuan penyintas sebagian besar mulai rusak dan tak layak huni.
“Huntara terminal di Induk Mamboro sering tergenangi air akibat drainase yang buruk,” tulis Fredy dalam Siaran persnya kepada Kabarselebes.ID.
Ia menuntut pemkot menempatkan penyintas pada hunian yang layak. Ia khawatir banjir pada jumat 29 Mei akan kembali terjadi jika tidak ditanggulangi dengan segera.
“Penyintas ini telah melalui dua kali bulan suci ramadhan di huntara, bahkan masih ada yang tinggal di tenda-tenda darurat. Ini membuat para penyintas makin menderita,” tegasnya.
Atas kondisi itu, Freddy berharap agar pemerintah daerah Kabupaten dan Kota segera memberikan dana stimulan kepada seluruh penyintas yang mengalami kerusakan rumah akibat bencana 28 september 2018 lalu, baik yang rusak berat, rusak sedang maupun rusak ringan.
Ia menuntut Dana hibah dari Pemerintah Pusat sebesar 1,9 triliun itu sebaiknya segera diberikan kepada penyintas karena Itu adalah hak mereka.
“Jadi pemerintah daerah jangan membuat alasan teknis terus-menerus. Mereka telah melalui banyak musibah, jadi Pemda jangan buat mereka terus-terusan menderita hanya karena masalah teknis dan klasik,” pungkasnya. (abd/ap)
Laporan : Adi Pranata