POSO, Kabar Selebes – Politisi Partai Berkarya Poso, Andy Abdi mengkritisi persoalan kasus covid-19 di wilayah Poso dengan terus bertambah hingga mencapai enam orang pasien positif virus corona.
Kata ketua Partai Berkarya Poso itu, penambahan kasus positif Covid-19 tidak bisa terlepas dari faktor kepemimpinan daerah Poso saat ini.
Kepemimpinan dalam mengatasi penularan dan dampak turunnya yang buruk dianggap menjerumuskan masalah dan jatuhnya korban.
Menurut Andi Abdi, sikap pemerintah daerah yang sering dianggap lamban dan menyepelekan soal pandemi corona pada awalanya dinilai menjadi ganjalan bagi terhentinya penyebaran virus corona di Poso.
“Tercatat di Poso dari data terakhir hingga kini sudah 6 korban positif Covid-19. Jika penambahan masih konsisten, bukan mustahil menyentuh angka 10 bahkan seratusan,” ungkapnya kepada wartawan. Rabu (29/04/20)
Parahnya lagi korban positif itu didalamnya ada tenaga medis yang berjuang menjadi benteng terakhir penanganan wabah ini, sehingga penyediaan sistem dan Alat Pelindung Diri (APD) yang dilakukan Pemda Poso perlu dipertanyakan kualitasnya.
Andi Abdi mengungkapkan, justru tenaga medis yang tertular akibat wabah bukanlah karena virus itu sendiri melainkan terdampak dari sistem penanganan yang buruk.
“Saya menganggap bahwa tenaga medis yang terpapar corona, mereka tidak terpapar karena kelalaian mereka, tapi karena kebijakan politik yang buruk,” ujarnya melalu via telepon.
Menurutnya, kepemimpinan di Poso dianggap tidak kuat dalam menanangani pandemi corona karena terbukti wabah ini bisa mencapai angka 6 kasus positif.
Andi Abdi menyampaikan, bahwa jauh sebelum Covid-19 masuk ke Kabupaten Poso, sehari setelah pemerintah Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 sudah masuk ke Indonesia, kami sudah mengingatkan pemerintah daerah seriusi akan hal tersebut. Bahkan beberapa waktu yang lalu kami juga mengingatkan pemda untuk melengkapi dan menyediakan APD ditingkat Puskesmas.
Dirinya juga menilai kemarahan publik akhir-akhir ini, dan perlawanan masyarakat Poso dengan masih adanya masyarakat yang tidak mematuhi himbauan, hal itu akibat kebijakan pemerintah daerah yang seharusnya seruan dan himbauan pemerintah daerah ada ketegasan dalam hal memutus penyebaran matarantai Covid-19 bisa dibarengi dengan kebijakan politik yang mengarah ke masyarakat secara langsung dengan memberikan bantuan pangan.
“Kan mereka dihimbau untuk dirumah saja, seharusnya pemerintah daerah bisa menjamin kebutuhan pangan mereka karena mereka tidak bisa bekerja, ada dua pilihan antara takut terjangkit corona atau kelaparan,” tegasnya.
Ia mengungkapkan pemimpin-pemimpin yang sukses menangani Covid-19 adalah mereka yang memiliki kepemimpinan yang kuat, strong leadership, tidak peduli apakah sistem pemerintahannya otoriter atau demokrasi. Dan pemimpin yang memiliki ethics of care.
Maka jika kedua karakter itu tidak terdapat pada pemimpin Poso saat ini maka rumus sosiologi akan terjadi.”Bukan tidak mungkin di dalam keadaan like of legitimacy, maka social unrest akan terjadi,” pungkasnya.(abd/rdm)
Laporan : Ryan Darmawan