PALU, Kabar Selebes – Aktivitas di tempat keramaian beberapa hari terakhir terlihat sepih terkait imbauan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tentang penyebaran virus corona.
Hal itu terlihat di pusat keramaian pertokoan Jalan Hasanuddin Kota Palu kini semakin sepi akan pembeli.
Penurunan pengunjung di pusat-pusat perbelanjaan akibat kekhawatiran corona berdampak signifikan bagi pedagang atau peritel.
Pedagang mengeluhkan penjualan mereka drop semenjak ada kasus positif corona melanda Indonesia khususnya di Kota Palu.
Hal tersebut diungkapkan karyawan toko Sentral Mode, Widya bahwa kondisi ini sangat berpengaruh terhadap omzet secara keseluruhan.
Sebelum wabah corona melanda, dalam sehari toko tersebut bisa meraup omzet sebesar Rp 5 juta. Kini, sudah terjun bebas sampai 80%.
“Turunnya kunjungan dari warga ke pusat belanja karena merebaknya virus corona. Banyak masyarakat yang menahan untuk bepergian agar menghindari penyebaran virus ini. Alhasil, pedagang pun ikut terkena dampak,” ungkap Jumat (20/3/2020).
Hal yang sama juga diungkapkan salah satu pedagang emperan di Pertokoan Hasanuddin, Hadi. Dirinya mengakui geliat perekonomian masyarakat semakin tidak menentu. Apalagi, ditambah dengan pembatasan aktivitas langsung dari Presiden Joko Widodo untuk mencegah merebaknya virus Corona atau Covid 19.
“Luar biasa sunyi dan bisa dikatakan lumpuh ekonomi sekarang, baik siang maupun malam hari. Bahkan sebelum ada pembatasan aktivitas pengunjung sudah sepi, apalagi kalau ada lockdown,” ujarnya.
Ia menyebutkan pengunjung yang datang di Pertokoan Hasanuddin bisa dihitung dengan jari sekitar 10 sampai 15 orang yang masuk ke beberapa toko.
“Sedangkan motor yang parkir hanya milik karyawan toko, tidak ada pembeli saya perhatikan beberapa hari ini. Kita hanya bisa berharap agar ekonomi ke depan kembali stabil,”harapnya.
Berbeda dengan Karyawan Toko Modern Tas, Reka. Ia mengatakan pembatasan tersebut tidak membuat aktivitas jual beli di pertokoan Hasanuddin terhambat. Menurutnya, pada malam hari pengunjung mulai ramai berdatangan untuk berbelanja.
“Biasa juga ramai dan kadang sepi atau bisa dibilang tidak menentu pengunjung yang datang. Sebelum adanya virus itu, pembelian masyarakat sama saja, kadang ramai, kadang sunyi. Tapi, untuk sekarang pengunjung yang datang menggunakan masker,”katanya.
Ia mengungkapkan pemilik toko di pusat perbeanjaan Hasanuddin melarang para karyawan menggunakan masker. Sebab, kata dia, akan berlaku tidak sopan terhadap costumer. Namun, para pemilik toko hanya menyediakan hand sanitizer atau pembersih tangan bagi karyawan.(abd/rkb)
Laporan : Rifaldy Kalbadjang
.
.