PALU, Kabar Selebes – Setelah mengalami rusak berat pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi yang melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) 28 September 2018. Kini Masjid Al Abrar di Desa Potoya, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, kembali berdiri megah.
Masjid yang dulunya berukuran 21x 21 meter ini dibangun kembali oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) bekerjasama dengan Pethrochina International Companies In Indonesia. Bangunan ini menggunakan konstruksi yang kokoh dan tahan gempa.
Meski ukurannya sekarang lebih kecil yakni 15×15 meter namun desainnya tak kalah menarik dengan bangunan lama. Warna interior masjid ini didominasi dengan warna putih sedangkan atapnya dicat warna merah maron.
Jendela-jendelanya didesain cukup besar sehingga memberikan rasa lega untuk para jemaah. Halamannya yang cukup luas membuat tampilan masjid tampak semakin cantik.
Burhan, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al-Abrar mengatakan, saat gempa terjadi bangunan masjid ini langsung roboh, dinding dan atapnya ambruk rata dengan tanah.
“Setelah gempa masjid ini sama sekali tak bisa digunakan lagi sebagai sarana untuk beribadah,” ujarnya disela-sela peresmian Masjid Al-Abrar, Sabtu, (30/03/2019).
Di tempat yang sama Kepala Cabang ACT Sulawesi Tengah Nani Nurmarjani Loulembah mengatakan proses pembangunan masjid ini dilakukan selama 55 hari dan dikerjakan oleh tim konstruksi yang didatangkan dari luar kota, sehingga prosesnya lebih cepat diselesaikan.
“Masjid ini memang kami usahakan dikerjakan secepatnya karena masjid ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk melaksanakan ibadah ditempat yang lebih nyaman,” jelasnya.
Menurutnya, untuk pembangunan Masjid Al-Abrar ini, 100 persen biayanya atas bantuan dari Pethrocine dengan nominal bantuannya kurang lebih satu miliar rupiah.
Nani menyebutkan sejauh ini ACT telah membangun sekitar 10 masjid permanen diwilayah Palu Sigi dan Donggala.
Selain membangun masjid, lanjut Nani, ACT juga telah melakukan rescue penyelamatan korban pasca terjadinya bencana, kemudian memberikan bantuan pangan, menyediakan dapur umum, pembangunan huntara, sekolah darurat, masjid darurat, sekolah permanen dan membuat sumur-sumur permanen yang dibutuhkan masyarakat.
“Untuk sekolah permanen ada dua sekolah yang dibangun, satu diantaranya di bangun di Sigi dan satunya lagi di Donggala, kemudian masjid semi permanen ada sekitar kurang lebih 11 masjid ditambah dengan 10 masjid permanen yang sudah dibangun di lokasi huntara yang sudah dibangun oleh ACT,” urainya.
Sebelumnya Catur Widodo dari ACT Pusat mengungkapkan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Sigi yang telah membantu proses pembangunan masjid ini sehingga dapat berjalan lancar.
Peresmian masjid ini diharapkan menjadi spirit bersama untuk bangkit melanjutkan hidup yang lebih baik lagi.
“Masjid ini tidak hanya sekedar sebagai sarana ibadah saja tapi dapat mempersatukan kita semua disini,” ucapnya.
“Semoga masjid ini dapat dijaga, dirawat dan diramaikan dengan kegiatan yang bermanfaat,” tambahnya lagi.
Presiden PetroChina International Companies In Indonesia Gong Bencai mengatakan bantuan pembangunan masjid ini murni dari kantor pusat PetroChina di Beijing.
“Kami memutuskan membangun masjid ini karena menurut kami masjid ini sangat penting bagi masyarakat sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah dan juga menjadi tempat untuk bersosialisasi bagi umat muslim,” jelasnya.
Ia mengaku sangat bangga karena telah menyelesaikan pembangunan masjid ini.
Gong Bencay, berkisah sebelumnya ia telah berkunjung ke daerah ini pasca dilanda gempa, tsunami dan likuefaksi. Ia menyaksikan saat -saat yang berat bagi masyarakat kala itu. Namun saat ini ia mengaku senang melihat daerah ini karena sudah mulai bangkit, roda perekonomian sudah mulai berjalan dengan baik. (Sarifah Latowa)