Tutup
Sulawesi Tengah

PT IMIP Capai ‘Zero Waste’ Sampah Organik, Produksi Kompos dan Maggot untuk Lingkungan Berkelanjutan

24
×

PT IMIP Capai ‘Zero Waste’ Sampah Organik, Produksi Kompos dan Maggot untuk Lingkungan Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
PT IMIP berhasil mengelola 182 ton sampah organik menjadi 45,6 ton kompos dan 394 kg maggot untuk pakan ikan, wujudkan zero waste dan edukasi lingkungan di Morowali.

MOROWALI, Kabar Selebes — PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus menunjukkan komitmennya dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, baik di dalam maupun di luar kawasan industri. Melalui program edukasi rutin yang menyasar sekolah, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), komunitas, dan Pemerintah Desa, IMIP berupaya menanamkan kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan.

Supervisor of Waste Management Environmental Department PT IMIP, Burhanudin, menyampaikan bahwa pengelolaan sampah organik di dalam kawasan menerapkan konsep zero waste (nir sampah). Gerakan ini bertujuan mengurangi jumlah sampah seminimal mungkin. Sejak tahun 2021 hingga pertengahan 2025, IMIP telah berhasil memproduksi total 45,6 ton kompos dari 182 ton sampah organik yang diolah.

“Kompos ini dimanfaatkan untuk penghijauan pada area internal kawasan, serta disalurkan sebagai bantuan kepada desa dan pihak yang membutuhkan. Seluruh bahan berasal dari limbah organik di Central Kitchen IMIP. Saat ini, pembangunan rumah produksi kompos organik tengah berlangsung di area Edu Park, sebagai bagian dari komitmen kami terhadap sirkularitas limbah organik,” kata Burhan, Sabtu (21/6/2025) pagi.

Inovasi Pengolahan Sampah Organik: Kompos dan Maggot

Sampah organik dari sisa makanan diolah melalui beberapa tahap. Dimulai dengan pencacahan menjadi potongan-potongan kecil, kemudian masuk pada tahap pencampuran melalui metode biologis (bioremediasi) dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai aktivator pengurai. Setelah itu, sampah dialihkan untuk diolah menjadi kompos dan pakan maggot.

“Jadi, pupuk kompos itu akan disuplai ke tenant dalam kawasan IMIP untuk penghijauan di Ruang Terbuka Hijau (RTH). Namun, ada juga beberapa instansi pemerintah seperti sektor pendidikan dan kesehatan ketika membutuhkan pupuk untuk penghijauan di area sekolah atau perkantoran, maka kami distribusikan juga,” jelas Burhan.

Selain menjadi kompos, IMIP juga mengolah sampah organik menjadi maggot yang digunakan untuk pakan ikan. Banyak masyarakat yang melakukan studi tur ke IMIP untuk melihat lebih jauh cara pengolahan sampah organik menjadi lebih bermanfaat. Menurut Burhan, maggot mampu mengurai sampah organik dengan cepat dan efisien. Limbah dari budidaya maggot juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang meningkatkan kesuburan tanah, bahkan menjadi sumber pakan ternak kaya nutrisi.

Proses pengolahan sampah organik dengan maggot dilakukan dengan mempersiapkan bahan dan membuat wadah yang sesuai untuk budidaya, seperti kotak atau ember. Burhan menyatakan, sejak periode 2024 hingga 2025, IMIP berhasil memproduksi 394 kilogram maggot dari pengolahan sampah organik. Larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) tersebut dimanfaatkan sebagai pakan ikan dalam program uji coba budidaya perikanan yang dilakukan di dalam kawasan industri.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya menciptakan rantai pengolahan limbah yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kami berharap pengelolaan sampah organik IMIP bisa menjadi percontohan yang dapat dikolaborasikan bersama masyarakat sekitar kawasan,” tandas Burhan.***

Silakan komentar Anda Disini….