Tutup
PilihanSulawesi Tengah

Mangkrak 6 Tahun! Bangunan IGD RSUD Ampana Tak Berfungsi Optimal, Pasien Terus Menumpuk

293
×

Mangkrak 6 Tahun! Bangunan IGD RSUD Ampana Tak Berfungsi Optimal, Pasien Terus Menumpuk

Sebarkan artikel ini
Pasien rujukan asal Tomean Ibu Jaiyah di Ruang Isolasi IGD yang dibangun Tahun 2020 Foto.Ipul

AMPANA, Kabar Selebes — Proyek pembangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ampana, Kabupaten Tojo Unauna yang telah rampung sejak enam tahun lalu, sangat disayangkan hingga kini belum berfungsi optimal. Bangunan yang seharusnya menjadi fasilitas vital ini justru mangkrak dan terbengkalai, menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas proyek pemerintah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun awak media di lingkungan RSUD Ampana, penyebab utama tidak difungsikannya IGD baru ini adalah masalah teknis pada instalasi pendingin udara (AC). Diduga, penempatan unit outdoor AC yang seharusnya berada di luar justru terpasang di dalam ruangan, mengakibatkan suhu dan kelembapan udara di dalam IGD menjadi panas dan tidak nyaman.

Minimnya Keterangan dan Janji Relokasi Berulang

Beberapa pegawai RSUD Ampana yang ditemui kemarin enggan memberikan keterangan lebih lanjut, lantaran mengaku tidak memahami masalah teknis tersebut. Jery, salah satu staf di bagian pendukung Sarana dan Prasarana (Sapras), menyarankan untuk menanyakan langsung kepada bagian teknis.

Sementara itu, Efrain Lario, yang dihubungi terpisah melalui sambungan telepon, menjelaskan bahwa pihaknya akan berupaya menutup rapat mesin pembuangan AC agar suhu ruangan tidak panas. Terkait pembangunan IGD ini, Efrain menegaskan bahwa proyek tersebut dikerjakan pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19.

Lebih lanjut, Efrain sempat menjanjikan bahwa IGD baru akan difungsikan pada 1 April 2025. Namun, ia mengakui adanya kendala lain yang menyebabkan penundaan, dan berjanji akan terus mengupayakan agar IGD lama bisa segera dipindahkan ke lokasi yang baru.

Direktur RSUD Geram, Pasien IGD Lama Menunggu Berjam-jam

Direktur RSUD Ampana, dr. Niko, yang saat ini juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Kesehatan, sebelumnya telah menginstruksikan agar IGD baru segera ditempati. Namun, instruksi tersebut tak pernah diindahkan. “Mereka tidak dengar, capek mulut saya,” keluh dr. Niko, menunjukkan frustrasinya terhadap kondisi ini.

Hasil pantauan di lapangan menunjukkan, ruang isolasi IGD lama yang dibangun pada tahun 2020 saat pandemi COVID-19, masih menjadi tempat penumpukan pasien. Mereka harus menunggu antrean berjam-jam untuk mendapatkan hasil lab sebelum bisa dipindahkan ke ruang inap. Mirisnya, IGD ini menerapkan standar operasional prosedur (SOP) waktu skrining pasien paling lama 6 jam di tempat yang jelas-jelas tidak layak.

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat fungsi IGD sebagai fasilitas vital untuk penanganan pasien gawat darurat. Mangkraknya pembangunan ini tidak hanya merugikan anggaran negara, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas pelayanan kesehatan dan kenyamanan pasien di Kabupaten Tojo Unauna.**

Silakan komentar Anda Disini….