Tutup
Sulawesi Tengah

Angkat Falsafah Lokal, Festival Danau Lindu 2025 Siap Digelar dengan Konsep Konservasi Budaya

48
×

Angkat Falsafah Lokal, Festival Danau Lindu 2025 Siap Digelar dengan Konsep Konservasi Budaya

Sebarkan artikel ini
Bupati Sigi, Muh Rizal Intjenae (tengah) bersama Wabup, Sekab, Kadis Pariwisata memukul alu pada Kick Off Festival Danau Lindu 2025 di Aula Kantor Bupati Sigi, Jumat (12/6/2025). (Foto: Panitia FDL 2025)

SIGI, Kabar Selebes – Pemerintah Kabupaten Sigi secara resmi meluncurkan Festival Danau Lindu 2025 yang akan digelar dengan konsep baru “Cultural Conservation Tourism” atau pariwisata berbasis konservasi budaya.

Kick off festival yang puncaknya akan dilaksanakan pada 3-5 Juli 2025 ini dilakukan oleh Bupati Sigi, Moh Rizal Intjenae, di Aula Kantor Bupati Sigi, Jumat (13/6/2025).

Berbeda dari sebelumnya, festival kali ini bertujuan mengharmoniskan keindahan alam Danau Lindu dengan kearifan budaya masyarakat To Lindu.

Ketua Panitia FDL 2025, Heru Murtanto, menjelaskan bahwa festival ini bertujuan mempromosikan potensi Lindu sebagai destinasi unggulan yang berdampak ekonomi positif sekaligus melestarikan budaya lokal.

“Kami ingin generasi muda semakin sadar akan pentingnya menjaga ekosistem Danau Lindu, yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Lore Lindu,” ungkapnya.

Ragam Kegiatan Padukan Alam dan Budaya

Sejumlah kegiatan menarik telah disiapkan untuk memeriahkan festival, mulai dari Forum Cultural Conservation Tourism yang menghadirkan para pakar, wisata edukasi, hingga atraksi seni budaya seperti karnaval kreativitas Sigi dan lomba perahu hias.

Selain itu, akan ada pasar produk UMKM yang memperkenalkan karya khas masyarakat Lindu, penanaman pohon sebagai komitmen pelestarian, serta area perkemahan (camping ground) bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Danau Lindu secara langsung.

Angkat Falsafah Hidup Masyarakat To Lindu

Festival ini juga menjadi media untuk mendokumentasikan dan memperkenalkan falsafah hidup masyarakat To Lindu yang kaya akan nilai pelestarian, di antaranya:

  • “Ginoku Katuwuaku” – Tempat ini adalah kehidupan kami.
  • “Wanamo Liko Pekatiwuaku” – Hutan adalah lumbung kehidupan kami.
  • “Uemo Inosa Katuwuaku” – Air adalah nafas kehidupan kami.

“Festival ini bukan sekadar ajang seni dan hiburan, tetapi upaya bersama untuk menjaga warisan yang menjadi identitas kami dan amanah bagi generasi mendatang,” tambah Heru.

Ia mengajak seluruh warga, baik di Kabupaten Sigi maupun sekitarnya, untuk mengunjungi festival yang dipastikan akan memberikan pengalaman berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. (*)

Silakan komentar Anda Disini….