Tutup
Sulawesi Tengah

Pasar Sentral Lama Ampana Kembali Ramai, PKL Turun Gunung Usai Penundaan Penertiban

70
×

Pasar Sentral Lama Ampana Kembali Ramai, PKL Turun Gunung Usai Penundaan Penertiban

Sebarkan artikel ini
Pasar Sentral Lama Ampana kembali dipadati PKL usai Pemda Tojo Unauna

AMPANA, Kabar Selebes – Memasuki hari ketiga sejak penundaan penertiban, Pasar Sentral Lama yang terletak di Kelurahan Uentanaga, Ampana, mulai dipadati oleh para pedagang kaki lima (PKL). Mereka sebelumnya menempati Pasar Modern Sansarino yang telah lama disiapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tojo Unauna.

Kembalinya para PKL ke eks Pasar Sentral Ampana—yang kini difungsikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH)—terjadi setelah Pemerintah Daerah menunda pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2022 tentang penataan PKL. Penundaan ini memicu pro dan kontra di tengah masyarakat, namun bagi sebagian pedagang kecil, hal ini menjadi angin segar untuk kembali mengais rezeki di tempat yang lebih ramai pengunjung.

Pantauan media ini, RTH yang sebelumnya sepi kini kembali hidup. Para pengunjung terlihat berbelanja sayur-mayur, bumbu dapur seperti cabai, tomat, bawang, sereh, jahe, kunyit, hingga ikan segar yang juga mulai banyak dijajakan.

Sejumlah pedagang mengaku kembali ke pasar lama karena aktivitas jual-beli di Pasar Modern Sansarino sangat sepi. “Kadang dagangan kami tidak laku, malah rugi terus,” kata seorang pedagang sayur.

Menanggapi hal ini, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tojo Unauna, Iksan, menyatakan pihaknya belum dapat mengambil tindakan karena masih menunggu instruksi lebih lanjut. “Para PKL ini baru diketahui kemarin. Kami masih menunggu perintah,” ujar Iksan saat ditemui di kantornya, Kamis (22/5/2025).

Senada, Kabid Perdagangan Dinas Perindag Tojo Unauna, Arifin Leusa, mengatakan belum ada arahan teknis dari kepala dinas. “Pak Kadis Tony Latimumu juga sedang tidak berada di tempat, jadi kami belum bisa bergerak,” jelasnya.

Sementara itu, mantan pejabat Pemda Tojo Unauna, Fery Sabu, menilai penundaan penertiban justru berpotensi menciptakan persoalan baru. Ia menyarankan agar pemerintah membuka dialog dengan para pedagang. “Tanyakan apa maunya mereka. Kalau pasar relokasi belum siap, ya siapkan dulu semua fasilitasnya. Jangan sampai masalah malah makin besar,” pungkasnya.(shl)

Silakan komentar Anda Disini….