Tutup
Ekonomi

IMIP Sulap Limbah Slag Nikel Jadi Batako dan Paving Bernilai Ekonomi Tinggi

17
×

IMIP Sulap Limbah Slag Nikel Jadi Batako dan Paving Bernilai Ekonomi Tinggi

Sebarkan artikel ini
IMIP manfaatkan slag nikel hasil smelter menjadi batako dan paving bernilai ekonomi.

MOROWALI, Kabar Selebes – Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) berhasil memanfaatkan sisa hasil pengolahan dan pemurnian nikel berupa slag nikel dari smelter tenant sebagai material konstruksi bernilai ekonomi tinggi. Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memperkuat upaya pembangunan berkelanjutan di sektor industri pengolahan logam.

Manager Environmental Department PT IMIP, Yundi Sobur, melalui Koordinator Bidang Waste Management Environmental Department, Burhanudin, menjelaskan bahwa slag nikel tersebut telah melalui riset dan pengembangan yang ketat sebelum dimanfaatkan sebagai bahan baku batako dan paving block.

“Kami sudah melakukan kajian teknis melalui DRT (Dokumen Rincian Teknis) sebagai syarat utama dalam pemanfaatan limbah non-B3 terdaftar. Proses produksi ini diawasi ketat sesuai regulasi yang berlaku,” kata Burhanudin saat ditemui di Morowali, Rabu (14/5/2025).

Saat ini, kapasitas produksi harian mencapai 40.000 unit, terdiri dari 16.000 unit batako dan 24.000 unit paving. Material ini digunakan secara aktif di dalam kawasan industri, khususnya untuk pembangunan gedung kantor, pengerasan jalan, trotoar, dan area parkir.

Burhanudin menjelaskan bahwa batako dan paving hasil olahan slag nikel memiliki kekuatan dan kepadatan tinggi. “Komposisinya terdiri dari 70 persen slag nikel, 20 persen fly ash, dan 10 persen semen. Kombinasi ini terbukti membuat produk konstruksi lebih kuat dan tahan lama,” ujarnya.

Sejak 2021, slag nikel telah masuk dalam daftar limbah non-B3 terdaftar, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri LHK Nomor 19 Tahun 2021. Ini membuka peluang lebih luas dalam pemanfaatan limbah industri yang aman bagi lingkungan.

Tak hanya untuk kebutuhan internal, IMIP juga membuka peluang pemanfaatan slag nikel ini untuk pembangunan infrastruktur masyarakat, khususnya di desa-desa Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

“Kami membuka diri untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan instansi teknis, seperti Kementerian PUPR, agar material dari slag nikel ini juga bisa dimanfaatkan dalam pembangunan desa,” ungkap Direktur CSR/Environmental PT IMIP, Dermawati S, dalam sesi wawancara pada April 2025 lalu.

Langkah IMIP ini menjadi contoh konkret bagaimana industri pengolahan nikel bisa berkontribusi pada ekonomi sirkular sekaligus memperkuat pembangunan berwawasan lingkungan.**

Silakan komentar Anda Disini….