PALU, Kabar Selebes – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Sulawesi Tengah bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah, perbankan, serta mitra strategis di Kota Palu menggelar Gerakan Cinta Rupiah dan Digitalisasi Sulawesi Tengah (GARDA Sulteng), Minggu (23/2/2025).
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap rupiah dan sistem keuangan, sekaligus mendorong adopsi transaksi digital di wilayah Sulawesi Tengah.
Kepala Perwakilan KPwBI Sulawesi Tengah, Rony Hartawan, menyampaikan bahwa GARDA Sulteng merupakan langkah konkret dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memahami nilai rupiah serta memanfaatkan teknologi digital dalam bertransaksi.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya sekadar menggunakan rupiah, tetapi juga memahami dan menghargai nilai mata uang kita sendiri. Selain itu, dengan digitalisasi transaksi, masyarakat dapat menikmati kemudahan bertransaksi dengan lebih efisien dan aman,” ujar Rony Hartawan.
Kegiatan GARDA Sulteng dikemas dalam bentuk senam bersama yang terbuka untuk umum, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif.
Selain menjadi ajang edukasi, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dengan cara yang mudah dan murah. Gelaran perdana berlangsung pada Minggu, 23 Februari 2025, dan akan kembali diadakan secara rutin setelah bulan Ramadhan, sekitar April 2025.
Ke depan, kegiatan ini direncanakan untuk diselenggarakan secara bergilir oleh berbagai perbankan di Sulawesi Tengah setiap minggunya. Melalui GARDA Sulteng, diharapkan masyarakat semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBP Rupiah) serta lebih terbiasa melakukan transaksi digital dengan aman dan nyaman. Salah satu metode pembayaran yang terus didorong dalam program ini adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang dikenal dengan prinsip Cepat, Murah, Mudah, Aman, dan Handal (CeMuMuAH).
Dengan adanya kegiatan ini, KPwBI Sulawesi Tengah bersama para mitra strategis berkomitmen untuk terus memperkuat literasi keuangan dan mendorong digitalisasi transaksi demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Sulawesi Tengah.***