AMPANA, Kabar Selebes – Kondisi terumbu karang di kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah, semakin memprihatinkan. Dari 13 ribu hektare tutupan karang, lebih dari 8 ribu hektare di antaranya dinyatakan rusak. Kerusakan ini disebabkan oleh berbagai faktor, terutama aktivitas penangkapan ikan ilegal menggunakan bom dan bius.
“Masyarakat maunya instan, dan ini persoalan ekonomi. Nah, bius bahaya untuk terumbu karang, racunnya terbawa arus dan merusak karang,” ujar Haris Balango, Direktur Yayasan Toloka, yang занимался pendampingan masyarakat dalam konservasi lingkungan.
Kepulauan Togean merupakan bagian penting dari “segitiga terumbu karang” dunia, yang memiliki keanekaragaman karang tertinggi di dunia. Togean memiliki empat tipe terumbu karang: karang tepi, karang penghalang, karang tompok, dan karang cincin.
Berdasarkan hasil Marine Rapid Assessment Program (MRAP) pada tahun 1998, di Togean ditemukan 262 jenis terumbu karang dari 19 famili, dan satu jenis karang endemik, yaitu Acropora togeanensis.
Untuk mengatasi masalah kerusakan terumbu karang ini, Yayasan Toloka mengadakan pelatihan propagasi pembenihan karang. Propagasi karang adalah cara memperbanyak jumlah koloni karang melalui fragmentasi (reproduksi aseksual).
![](https://kabarselebes.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Yayasan-Toloka.jpg)
“Tindakan propagasi ini dinilai dapat mempercepat pemulihan kondisi karang yang rusak, di samping terjadi recruitment individu karang baru yang secara alamiah membutuhkan waktu yang cukup lama,” kata Jafar M. Amin, Dewan Pendiri Yayasan Toloka.
Pelatihan ini bertujuan untuk merehabilitasi kondisi karang yang rusak, mempercepat pemulihan kondisi karang, dan memperbaiki kerusakan terumbu karang secara fungsi dan struktur ekosistem.
“Masalah yang akan ditangani dalam program pelatihan ini adalah akibat seringnya terjadi pengrusakan terumbu karang. Dan penyebabnya lain adalah tindakan propagasi ini dinilai dapat mempercepat pemulihan kondisi karang yang rusak di samping terjadi recruitment individu karang baru yang secara alamiah membutuhkan waktu yang cukup lama,” jelas Jafar.
Diharapkan setelah pelatihan ini, tingkat kerusakan terumbu karang dapat berkurang, perlindungan terumbu karang semakin kuat, dan peserta pelatihan memiliki pengetahuan dan teknik propagasi pembenihan karang.
Pelatihan ini akan dilaksanakan pada tanggal 8-11 Februari 2025 di Fadhila Cottages Desa Katupat Kecamatan Togean, dengan pemateri Prof DR. Anuar Abdullah dari Ocean Quest Global Malaysia.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan terumbu karang di Togean dapat pulih kembali dan ekosistem laut di sekitarnya tetap terjaga.(abd)