Tutup
Sulawesi Utara

Anpes Selesaikan Perjalanan Jalan Kaki dari Maros ke Manado, Disambut Ribuan Warga Layaknya Artis

86
×

Anpes Selesaikan Perjalanan Jalan Kaki dari Maros ke Manado, Disambut Ribuan Warga Layaknya Artis

Sebarkan artikel ini
Andi Muhammad (29), yang akrab disapa Anpes, berhasil menuntaskan perjalanan luar biasa dari Maros, Sulawesi Selatan, menuju Manado, Sulawesi Utara, Selasa (11/2/2025).

PALU, Kabar Selebes – Andi Muhammad (29), yang akrab disapa Anpes, berhasil menuntaskan perjalanan luar biasa dari Maros, Sulawesi Selatan, menuju Manado, Sulawesi Utara, Selasa (11/2/2025).

Perjalanan ini dimulai pada 21 September 2024, saat Anpes bersama dua rekannya, Asnur (24) dan Randi (16), meninggalkan Maros dengan kebutuhan seadanya dan semangat berkobar. Mereka berbagi cerita melalui siaran langsung di TikTok, yang perlahan menarik perhatian netizen.

Di hari ke-63, ketika telah mencapai Pasangkayu, Sulawesi Barat, Asnur memutuskan mundur dan kembali ke Makassar karena masalah keluarga.

Anpes dan Randi melanjutkan perjalanan bersama, namun di Palu, Sulawesi Tengah, Randi tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Dalam unggahan TikTok, Anpes menyatakan bahwa Randi memilih kembali ke Makassar akibat perselisihan paham. Meski telah mencoba mengajak Randi kembali, keputusan itu tetap bulat.

Tanpa kedua rekannya, Anpes melanjutkan perjalanan seorang diri. Ia mendorong arko kecil yang dipenuhi barang-barangnya dan menapaki jalur Pantai Timur Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Setiap desa yang dilalui menyambutnya dengan hangat. Warga setempat memberinya makanan, tempat menginap gratis, dan bahkan uang saku. Dukungan tersebut menambah semangat Anpes untuk terus melangkah.

Pada hari Senin, 10 Februari 2025, Anpes menghadapi tantangan berat dengan harus melewati tanjakan Munte di Minahasa Utara yang terkenal sangat terjal. Dua rekannya dari Gorontalo, Om Gondrong dan Bodrex, membantu Anpes menaklukkan tanjakan tersebut.

Setelah itu, ia menginap semalam di Desa Mokupa untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanannya pada Selasa pagi.

Di hari Selasa pagi, Anpes melanjutkan perjalannnya dengan dikawal puluhan warga. Tepat pukul 14.00 WITA, Anpes tiba di perbatasan Minahasa Utara dan Kota Manado. Namun, ketika tiba di Manado, antusiasme masyarakat ternyata sangat tinggi. Jalanan menjadi macet karena banyaknya warga yang berkumpul menyambut kedatangannya.

Melihat kondisi tersebut, Anpes memilih untuk tidak menyelesaikan perjalanannya di hari itu. Ia memutuskan untuk menginap di Malalayang dan menyelesaikan sisa perjalanannya ke Kota Manado keesokan harinya.

“Tidak bisa kita finish hari ini bikin macet. Kasian warga yang lewat,” ujar Anpes dengan logat khas Makassar, mengungkapkan keputusannya yang bijaksana demi kenyamanan masyarakat.

Sesampainya di Malalayang, Anpes disambut ratusan warga dengan antusiasme seperti bintang tamu. Sambutan hangat itu menjadi bukti nyata dukungan masyarakat terhadap perjuangan dan keteguhan hati Anpes. Perjalanan panjang ini kini menjadi simbol keberanian, ketekunan, dan solidaritas.

Melalui kisahnya, Anpes mengajarkan bahwa dengan tekad yang kuat, rintangan dapat diatasi, dan setiap langkah adalah pelajaran berharga dalam mengejar mimpi.

Dengan penuh syukur dan semangat, Anpes menutup perjalanannya dengan pesan inspiratif: “Pantang pulang sebelum finish.” Kisahnya kini menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah, meski harus berjalan sendiri menghadapi segala tantangan.(abd)

Silakan komentar Anda Disini….