Tutup
Kolom Anda

Kolaborasi di Tengah Efisiensi

110
×

Kolaborasi di Tengah Efisiensi

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah yang juga menjabat sebagai PPID Utama/Humas, Sudaryano Lamangkona

Lebih jauh lagi, Pemerintah Daerah dapat turut berperan aktif dalam membangun ekosistem bisnis yang saling mendukung, seperti memfasilitasi terbentuknya wadah-wadah yang mempertemukan pengusaha dengan investor, penyedia bahan baku, hingga pasar yang lebih luas. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mengoptimalkan fasilitas Balai Latihan Kerja (BLK), Balai Latihan Komunitas (BLK), serta pemanfaatan peralatan di Rumah Produksi Bersama (RPB) yang dapat diakses oleh pelaku UMKM, dengan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan keterampilan dan sarana produksi yang dibutuhkan oleh pengusaha baru.

Dengan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholders, program Pelatihan Serempak ini diharapkan mampu mencetak tenaga kerja mandiri yang tidak hanya siap untuk bekerja, tetapi juga siap untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Melalui peningkatan kualitas berusaha, para pengusaha UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi mereka, memperluas jaringan, dan membuka peluang ekspor, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%, pengembangan UMKM dan penciptaan wirausaha baru memang menjadi kunci utama. Pemerintah Daerah yang aktif dalam mendukung program-program ini akan mempercepat terwujudnya tujuan tersebut, sembari memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan masyarakat secara langsung.

29 Juta UMKM Terdata
Dengan jumlah UMKM yang mencapai 65 juta di Indonesia, baru 29 juta secara nasional yang tercatat secara resmi di Kementerian UMKM. Berdasarkan data tersebut, masih ada potensi besar yang belum sepenuhnya terdata dan teroptimalkan. Potensi ini tidak hanya melibatkan sektor UMKM yang sudah ada, tetapi juga kesempatan besar untuk mengintegrasikan kelompok tenaga kerja mandiri menjadi bagian dari ekosistem wirausaha yang lebih luas. Kolaborasi antara Kementerian UMKM, Kementerian Tenaga Kerja, dan pemerintah daerah sangat penting untuk mewujudkan hal ini, khususnya dalam menjawab tantangan bonus demografi yang kini tengah dihadapi Indonesia.

Bonus demografi, yang merujuk pada banyaknya jumlah penduduk usia produktif, menawarkan peluang besar bagi perekonomian Indonesia. Namun, potensi ini juga membawa tantangan besar, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja yang untuk menyerap jumlah tenaga kerja yang terus berkembang dan bertambah jumlahnya. Salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan mengintegrasikan tenaga kerja mandiri—mereka yang sebelumnya mungkin bekerja di sektor informal atau belum terdata secara resmi—untuk beralih menjadi wirausaha baru dalam sektor UMKM.

Melalui pelatihan serempak yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, tenaga kerja mandiri ini dapat diberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, sekaligus membuka peluang untuk mereka berkontribusi langsung dalam sistem perekonomian nasional.

Program ini tidak hanya akan mencetak pengusaha baru, tetapi juga membantu para peserta mengubah pola pikir mereka dari sekadar pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Kolaborasi ini menjadi sebuah adaptasi baru dan sangat penting dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan teknologi digital yang terus berkembang, terutama di sektor UMKM yang kian dinamis.

Salah satu langkah konkrit yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan kelompok tenaga kerja mandiri dalam program pelatihan yang difasilitasi oleh Balai Latihan Kerja (BLK) dan Balai Latihan Komunitas (BLK) serta pemanfaatan fasilitas Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) untuk mempercepat transisi mereka menjadi wirausaha yang lebih produktif dan berdaya saing. Dengan demikian, mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga dukungan dalam hal pengelolaan usaha dan pemasaran yang lebih efisien.

Dengan target 10.000 wirausaha baru yang ingin dicapai, pelatihan serempak ini menjadi jembatan penting bagi tenaga kerja mandiri untuk memulai perjalanan kewirausahaannya. Melalui pembekalan keterampilan, akses permodalan, serta pendampingan yang tepat, mereka akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dunia usaha dan bersaing di pasar yang semakin terbuka. Selain itu, dengan melibatkan tenaga kerja mandiri dalam ekosistem UMKM yang lebih luas, pemerintah juga membantu menciptakan model ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, terlebih dalam menghadapi peluang bonus demografi.

Pada akhirnya, integrasi kelompok tenaga kerja mandiri ke dalam dunia kewirausahaan UMKM ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja, tetapi juga sebagai solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat menyerap tenaga kerja muda, sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat global. ***

Silakan komentar Anda Disini….
Kolom Anda

Suatu hari saya diundang sarapan pagi oleh seorang produser film tanah air. Ia mengatakanfilmnya berhenti di tengah jalan gara-gara pemeran utamanya meninggal. Dia meminta bantuansaya, dengan artificial intelligence (AI) tentunya, bisa membuat wajah dan suaranya dihidupkankembali. Saya mengatakan secara teknis bisa, karena AI sudah bisa masuk mengganti perandengan face swapper dan suara melalui sintesa suara yang sudah 90 persen mirip. Cerita di atas hendak menjelaskan bahwa industri konten, film dan televisi hari ini paling terdisrupsi oleh…