MOROWALI, Kabar Selebes – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terus menunjukkan komitmennya terhadap pengurangan emisi karbon melalui penggunaan alat berat bertenaga listrik. Hal ini sejalan dengan upaya mendukung strategi nasional pengurangan emisi karbon sekaligus mencapai target net zero emissions pada tahun 2060.
“Kami berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dengan mengganti alat-alat berat berbahan bakar fosil ke alat bertenaga listrik. Ini adalah langkah konkret kami untuk mendukung strategi nasional pengurangan emisi karbon,” ujar Hamid Mina, Managing Director PT IMIP, dalam keterangannya di Kawasan Industri IMIP belum lama ini.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, PT IMIP telah mengoperasikan 25 truk listrik untuk kegiatan operasional sehari-hari di kawasan industri. Truk-truk ini dilengkapi dengan baterai yang mampu menempuh jarak hingga 300 kilometer dalam satu kali pengisian daya. Menurut Hamid, uji coba truk listrik ini sangat penting untuk mengukur efisiensi dan efektivitasnya sebagai kendaraan operasional pengangkut hasil tambang.
“Jika efisiensi terbukti, jumlah truk listrik akan ditingkatkan hingga 400 unit. Setiap truk mampu membawa material seberat 30 ton, sehingga kontribusinya terhadap pengurangan emisi karbon akan signifikan,” tambah Hamid.
Selain truk listrik, PT IMIP bersama salah satu tenant-nya, Dexin Steel Indonesia (DSI), juga telah meresmikan penggunaan 10 unit alat berat jenis wheel loader bertenaga listrik model XCMG XC968-EV. Langkah ini merupakan bagian dari program industri hijau yang lebih ramah lingkungan.
Deputy Operational Director PT IMIP, Yulius Susanto, menyatakan bahwa penggantian alat berat berbahan bakar fosil ke listrik dapat memberikan dampak positif signifikan terhadap lingkungan. “Penggunaan alat berat listrik ini adalah bagian dari roadmap industri hijau kami. Selain itu, kami menargetkan pengurangan efek Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 33 persen pada 2030 dan menuju net zero emissions pada tahun 2050,” jelas Yulius.
Sementara itu, General Manager DSI, Wang Sanbo, menyampaikan bahwa penggantian alat berat dengan teknologi listrik dapat mengurangi emisi karbon hingga 9.245 ton per tahun. “Ini adalah wujud nyata dari konsep pembangunan ramah lingkungan yang kami adopsi dari Delong Steel Group,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Li Lei, Project Director XCMG Indonesia, menambahkan bahwa pengurangan emisi karbon di kawasan DSI melalui alat berat listrik setara dengan efek pengurangan karbon dari penanaman 8.000 pohon.
Selain alat berat, Kawasan Industri IMIP juga tengah mengembangkan pabrik-pabrik penunjang bahan baku baterai kendaraan listrik. Saat ini terdapat empat pabrik katoda baterai electric vehicle (EV) yang dikelola, dua di antaranya sudah beroperasi, yaitu PT Huayue Nickel Cobalt dengan kapasitas produksi 70.000 ton nikel kobalt per tahun dan PT QMB New Energy Material dengan kapasitas 50.000 ton nikel sulfida dan nikel kobalt per tahun.
“Kami yakin dengan kekayaan mineral Indonesia, khususnya nikel, Kawasan Industri IMIP dapat menjadi pusat rantai pasok global untuk manufaktur kendaraan listrik,” tutup Hamid Mina.
Langkah-langkah inovatif yang diambil PT IMIP diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi industri lain untuk turut serta dalam mendukung transisi energi yang lebih ramah lingkungan di Indonesia.***