MOROWALI, Kabar Selebes – Digitalisasi dokumen menjadi salah satu langkah strategis yang diusung oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dalam mendukung efisiensi kerja sekaligus pelestarian lingkungan. Gerakan ini sejalan dengan kampanye paperless yang telah dicanangkan di Indonesia sejak 2012, meskipun penerapannya secara penuh masih menghadapi berbagai tantangan.
Dalam dunia perkantoran, penggunaan kertas masih menjadi kebutuhan utama, terutama untuk keperluan administrasi seperti pengajuan dokumen lamaran kerja, pembuatan invoice, purchase order (PO), hingga formulir cuti dan surat perjalanan dinas (SPPD). Namun, langkah menuju less paper — atau mengurangi penggunaan kertas — mulai diterapkan secara bertahap, termasuk di kawasan industri PT IMIP.
Menurut Indrawan, SPT Departemen Teknologi Informasi PT IMIP, sejumlah departemen di perusahaan tersebut telah memulai proses digitalisasi dokumen. Contohnya, Human Resource and Training Department yang kini mengintegrasikan data seluruh karyawan secara digital, termasuk data calon tenaga kerja.
“Arsip data digital yang ditata dengan baik dan mudah diakses kapan saja selama ada jaringan internet, akan memudahkan pihak berwenang dalam mencari dokumen,” ujar Indrawan. Ia menambahkan bahwa sistem ini dirancang untuk menjamin keamanan data.
Selain itu, infrastruktur pendukung untuk gerakan less paper di kawasan PT IMIP telah rampung hingga 90 persen sejak 2019. Langkah ini tidak hanya mempercepat akses data tetapi juga mengurangi beban ruang penyimpanan fisik, efisiensi tenaga kerja, dan pengeluaran anggaran.
Gerakan less paper juga berdampak langsung pada pelestarian lingkungan. Mengurangi penggunaan kertas berarti menekan angka penebangan pohon, yang sebagian besar kayunya digunakan sebagai bahan baku kertas. Menurut data WWF, laju deforestasi di Borneo mencapai 1,3 juta hektar per tahun, dan jika tren ini berlanjut, tutupan hutan yang tersisa bisa menurun drastis.
Selain itu, laporan Qureta menyebutkan bahwa kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2,8 juta hektar per tahun pada periode 1977-2000. Dampaknya, hutan di Kalimantan diperkirakan hanya tersisa 32,6 persen pada 2020.
Indrawan percaya bahwa gerakan less paper yang didukung oleh sistem digitalisasi terintegrasi merupakan langkah nyata menuju perusahaan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan pengurangan penggunaan kertas, perusahaan tidak hanya menciptakan efisiensi operasional, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem hutan Indonesia.
“Ini adalah investasi jangka panjang. Dengan sistem yang terintegrasi, setiap komponen dapat berfungsi secara sinergis sebagai bagian dari perusahaan yang handal,” tutup Indrawan.***